Monday, December 09, 2002

Manusia: Dibawah Panji Panji Narasi Cinta



Seorang mantan "lovemate" :D, setelah membaca halam blog ini bertanya, apa definisi Cinta dan sayang menurutku.

Pertanyaan yang sederhana, namun sulit bagiku untuk menjawab. Takut terjebak? Mungkin juga.
Yang jelas pada kesempatan itu aku enggan untuk menjawabnya.
Bagiku cinta dan sayang tak perlu definisi. Ia hidup dan berakar dari ketulusan batin. Itu saja.
Ia juga tak butuh kejujuran atau pengakuan. Yang ia butuhkan hanya ketulusan.
Jika ketulusan perasaan itu telah ada, mau jujur atau ngga, ia akan tetap ada.

Namun acapkali, manusia membingkai berasaan cinta dan sayang itu dibawah berbagai panji-panji narasi yang terkadang terlihat lucu dan dangkal. Tapi gpp, wajar.
Yang penting maknanya.

Berikut, penggalan dari banyak narasi cinta yang bertebaran dimuka bumi ini.


"Say,..percayalah. Hati dan Hidupku, sutuhnya hanya untukmu."

"Gimana Yah,..aku sayang dia..tapi juga sayang ma yang lain. Bagaimana aku harus memilih..??"

"Le, Yang jelas,..Cyberlove gue, bikin gue happy..tapi gue juga mulai takut..."

"Mas,..jika kau minta hatiku...percayalah, kamu telah memiliki sebagian darinya..."

"Kenapa se, Jatuh Cinta kok rasanya bikin gue pening!! Cinta bikin gue repot!"

"Dammit!! Aku ga bisa lupakan Kamu. Kamu dah hadir terlalu jauh..menembus relung hatiku...
dan semua terbuka bersamamu.."

"Kekasih, seperti aku mencintai hidupku dengan kesederhanaan, Aku ingin mencintaimu
dengan sederhana..."

"Sayang....kita nikah yuk..."

"Sayang..sepertinya..aku ga bisa deh ma kamu. Kamu..ngurus diri sendiri aja ga bisa,..gimana
ntar nganter aku kesana kemari..Aku ga bisa deh mencintaimu.."

"Maafkan aku kekasih, bersamaku,..hanya derita yang ada. Carilah dia yang lain,
yang bisa membahagiakanmu..."

"Mas,..jika kamu mencintainya...biarkan dia...bahagia...relakan dia..."

"Ah..cinta hanya menguras isi kantongku!!"


itu sebagian kecil dari sekian banyak yang aku tak tau.
Begitu banyak ungkapan, pertanyaan dan keluh tentang cinta.
Apa se sebenarnya yang dicari dari cinta? knapa pula smua meratap tentang cinta.
Begitu agungkah dia? Bagaimana harus memandangnya? bagaimana terlibat didalamnya?
Bagaimana menikmatinya?


Seorang kawan, kepada teman bertutur, "saya ga bisa jatuh cinta lagi."
Seorang teman kepada sobat berteriak,"Aku ga bisa..diperlakukan kayak gini!!! Cintanya ke gue Gombal!"
Sebagai obyek, subjek begitulah cinta hadir. Dipertanyakan juga dirasakan.

Dari kalam Illahi, kutahu cinta adalah fitrah. Suci dan terlahir untuk setiap insan. Tapi,..manusia yang lengkap itu..
membangun panji panji narasi cintanya sendiri...ah....tak ingin aku menambahnya,......


Dan dari pertanyaan diatas tadi, tak urung memancing hasratku membuka sebuah buku favoriteku, "jamharotul Aulia ", dan didalamnya kutemukan satu
hadist rosul tentang cinta (mahabbah). Begini bunyinya,

"Tiga persoalan yang barang siapa berada diatasnya, niscaya ia akan dapat merasakan manisnya keimanan. Pertama, siapa yang Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai daripada dirinya dan apa yang
selain keduanya. Kedua, siapa yang mencintai seorang hamba, tiada ia mencintainya melainkan untuk Allah. Ketiga, siapa yang benci untuk kembali kepada kekafiran, karena Allah telah menyelamatkan dirinya. Sebagaimana
ia benci kalau akan dicampakkan kedalam api neraka" (JA-390)

lalu beliau berdoa,"Ya Allah, jadikanlah kecintaanku kepada-Mu melebihi dari kecintaan terhadap diriku, pendengaranku, penglihatanku, keluargaku, hartaku dan kesejukan sanubariku". (JA-390)

Cukup jelas rasanya bereferensi pada keduanya. Banyak juga dalil lain yang pantas direnungkan, antara lain Ali Imran 31, Al Maidah 54, Al Ankabut 69 dan Asy Syura 13.
Aku ga buka itu Khahlil Gibran dan tetek bengeknya. Ga suka se. kenapa? banyak temenku jadi korbannya, baru pada baca sehalam dah bergaya kek pujangga..heuhuehuehue menyebalkan.

Sedikit tambahan tentang makna sayang, seorang "lovemate" pernah memberi penjelasan panjang tentang ini. Emailnya aku lampirkan disini, tidak namanya. Ini sudah setahun yang lalu.
Baca ya..

Dear Arif,
selamat tahun baru 02 yaaa... wish you all the best:)

trus, ini jawabannya pop quiz dari eloooooo.....
hmm mungkin ini jawaban gue yg paling nekat..

ref:
pertanyaan: apakah nikah termasuk balasan dari sebentuk kasih sayang?
uu kalo pertanyaannya ternyata salah, berarti gue mungkin harus coba jawab ulang yaaa


Dear Arif,
jawaban singkat; tidak,
jawaban panjang; tidak (juga)

liatnya harus dari eksistensi kasih sayang, gini, menurut gue; klo kasih sayang mo eksis, harusnya ada kebutuhan akan komitmen yg mendahului keberadaan kasih sayang tsb. dan nikah termasuk sebentuk komitmen. jadi nikah bukan balasan dari kasih sayang, tapi penyebab.

mungkin bentuk logic-nya (rule): if "nikah" then "kasih sayang"... :)
ini berarti nikah menjamin kasih sayang.. gak mungkin sebaliknya (gak mungkin logicnya if kasih sayang then nikah, karena kasih sayang belom tentu menyebabkan nikah:) ..)

apa yg gue maksud dengan kebutuhan akan komitmen?
gini, misalnya rule if "lahirnya anak" then "kasih sayang ibu"
artinya, lahirnya anak merujuk pada suatu kebutuhan berkomitmen si ibu kepada anaknya.. perwujudan dari kebutuhan untuk menjawab komitmen itu adalah si ibu merawat dan membesarkan anaknya..
atau, aaa ini mungkin aneh... tapi gue tulis juga (udah gue edit brapa kali yaaa :P ) gini, if "penciptaan alam semesta" then "kasih sayang Tuhan" ... penciptaan merujuk pada komitmen Tuhan ke ciptaannya... uuuu gue gak berani bilang klo ini bener... tapi gue liat dan yg gue ngerti dari menghayati arti ayat2 Quran, bahwa bentuk komitmen itu jelas sekali, yaitu Tuhan selalu memberikan "penunjuk jalan" setiap kali ciptaannya, manusia membawa dirinya dan alam ke kondisi self destruction.... sang nabi atau penunjuk jalan ini adalah perwujudan dari kebutuhan untuk menjawab/membalas (apa ya tepatnya) komitmen Sang Pencipta thd ciptaannya....

gue lebih cenderung u/percaya, if "nikah" then "sex"... ;)lebih berlaku untuk umum.. byk orang mungkin gak akan ngerti kalo sebenernya rule yg satu lagi lebih penting.... :) dan perwujudan jawaban atas komitmen yg namanya nikah harusnya lebih kuat abstraksinya u/rule yg penting itu..

jadi ada 2 rules: nikah menyebabkan terjaminnya kasih sayang (antara f & m) dan nikah menyebabkan sex (antara f & m)

trus konteks pertanyaannya kan, apakah nikah bentuk balasan dari kasih sayang... dan dengan ref di atas, jawabannya adalah tidak :) karena nikah adalah sebab dari kasih sayang dan sebab dari sex (antara f & m).

lalu apa dong yg gue maksud dengan mencari seseorang yg sayang ke gue seperti sayang tanpa perlu balasan apa2?
liatnya musti gini: pernyataan gue merujuk pada kondisi gue yg belom membutuhkan komitmen... paling ngga, gue ngerasa, gue masih terlalu muda untuk berkomitmen untuk urusan kasih sayang antara f & m.... jadi arif pasti nanya: ngapain dunk *****y pacaran ama ****, ataupun ama Arif?
aha, jawabannya karena gue pengen kenal diri gue sendiri dan kenal co dan tau gimana siiiii yg namanya punya hub antara f & m itu...

mmmm klo udah dateng saatnya gue liat seseorang sayang ke gue seperti tanpa perlu balasan apa2 itu artinya..... udah ada rasa butuh berkomitmen, alias semuanya pasti diusahain dan semua usaha itu jadinya seperti kita gak butuh untuk dibalas... seseorang yg kayak gini, pastinya liat juga sesuatu di dalam diri gue hal yg sama... dan dia juga ngerti klo gue mau mengusahakan untuk dia apapun tanpa memikirkan balasan dari apa2 yg udah gue lakukan....

dalam arti, pada saat itu mungkin gue udah mengerti apa itu "menikah" dan MAMPU dan MAU mengusahakan agar komitmen yg namanya nikah itu bisa terbalas kebutuhannya.... sekarang ini, gue belom mampu dan rasanya belom mau juga :)

dan juga lagi, karena berkomitmen selalu merujuk kepada kemampuan bertanggung-jawab, maka ..mungkin, sampai satu saatnya gue berpikir tentang menikah, cenderung lebih kuat karena gue sudah punya basis diri yg kuat u/bertanggung jawab atas akibat dari perasaan2 gue... keinginan2 diri dan cita2.. dan tentunya nafsu... ya ngga?

gimana?
luvya,
;) Sebuah Nama

Done!

No comments: