Tuesday, December 31, 2002

Happy New Year 2003




ada yang special tahun lalu? apa harapanmu tahun ini? bagaimana kamu akan penuhi harapanmu itu? dengan apa? Yakin bisa? apa yang mendorongmu pada harapan itu? apa yang akan menghalangi? Bisakah kamu mengatasinya? Sanggupkah? Jika tidak alternatifnya apa? Jika sanggup, akankah tetap menjadikanmu hamba yang baik bagi Tuhanmu? Akankah keberhasilanmu makin mendekatkan engkau padaNya? bersyukurkah engkau atas semua itu?


Allah SWT bersama orang orang yang berani. Ia juga bersama orang-orang yang menempuh jalan kebajikan. Yakinlah.

2003 pengen,....



[23:51:11] eh di tmpt lo dah mo taon bru kan bntr lagi
[23:51:21] 9 menit lagi
[23:51:29] taon dpn lo pgn ngapain?
[23:52:24] gw nanya lho........
[23:52:42] gw..
[23:52:48] pengen beresin kuliah...
[23:52:56] pengen nemuin pasangan jiwa gue
[23:52:56] trus?
[23:53:00] klo dah ketemu...
[23:53:07] gue pengen mengikat hatinya..
[23:53:13] lalu gw pengen menjalankan sebuah usaha
[23:53:21] oh ya?
[23:53:23] apapun itu bentuknya asal halal..
[23:53:26] trus..
[23:53:40] gw pengen ngasih sesuatu yang istimewa buat ibu ma bokap gue..
[23:53:46] beliin baju buat adik gue..
[23:53:57] nyenengin kluarga gue...

Kebahagiaan dan kegembiraan



Jika ditanya apa arti, yang lebih penting, yang kamu pilih atau yang kamu sukai tentang Kebahagiaan dan kegembiraan, apa menurutmu yang pantas dan tepat kupilih?

Uh, menjawabnya, rasanya, seperti kepada gw ditanya soal makan. mana yang kau pilih, makan untuk sebuah kenikmatan, atau untuk sebuah rasa kenyang. Begitu juga dengan kebenaran dan kehadiran dalam melihat titik tolak esensi agama-agama. Mirip-mirip tapi jelas beda. Maksudnya?

Begini. Klo makan kita kenyang, apakah otomatis itu nikmat? Sebaliknya, ketika makan itu nikmat, apakah ia juga kenyang? Gw, beberapa hari ini, makan tu rasanya nikmat banget. Walo ga kenyang-kenyang banget. Kenapa bisa? Prosesnya asyik man! masak sendiri, apa yang ada aja dimasak, dan rame rame. Nickmat banget dee, nasi panas-panas, sambel trasi, ikan asin, sayur paku di tumis. Sedikit, tapi nikmat. Lalu, rasanya kenyang banget. Seharian ga makan lagi juga masih terasa kenyang. Perasaan se.

Begitu juga dengan kebahagiaan dan kegembiraan. Tau ga, pada akhirnya aku bisa membahasakan ketidakpulanganku pada idul fitry lalu. Kebahagiaan menang atas kegembiraan. Itu intinya, lalu detailnya begini:

Klo misalnya gw balik, pasti gembira. Bagaimana tidak, disana ketemu keluarga, si dilla, rizcha adik2ku sayang, juga tetangga dan yakin, makan enak jajan banyak. Juga kawan-kawan lain. Tapi aku ga yakin akan bahagia disana. gw blom tamat kuliah, orang rumah pasti tanya tanya trus. Trus klo dah gini, jelek banget rasanya. jadi gelisah. Jadi ga bahagia kan?

Lalu disini, apakah gw bahagia? ya, walo tak sepenuhnya. Bagaimana dengan kegembiraan? tidak kurasakan. Aku hanya bahagia. Menikmati saat-saat yang mengharukan, dan mistis. Ada kekuatan mistis yang kurasa. Ah, bangkit lagi deh perasaan itu....

miss u mon...

eh eh..blom sampe pada kesimpulan ya? simpulin sendiri aja dee...., karena itu sebenarnya pilihan.. pilihan atas abstrak dan real, batin dan materi, hati dan mata. Saya memilih abstrak, batin dan hati. kamu?

Serial kampungan

Jupri, Bukan Jepri



Orang kampung, memang kampungan. Dari dulu memamng begitu. Terutama jika orang kota yang mengatakannya, bisa dibilang 100% sah. Tentu saja sah, karena setiap orang punya hak menilai orang lain. Cap kampungan, bisa datang dari banyak sisi. Yang sering terdengar, pertama kali mungkin dari nama, lalu gaya dia bicara, kemudian pembawaan, kemampuan berkomunikasi dan bersambung kemana-mana. Pokoknya banyak.

Buat orang kampung, apalagi di kampungku, nama bagi seseorang tak berarti banyak, kecuali sebagai tetenger --pertanda--.
Dari namanya, dan kemudian panggilan terhadapnya, orang biasanya tau banyak hal. Mulai dari urutan kelahiran, postur tubuh, dan jumlah nama serupa di kampung. Misalnya, Jum Cilik. Itu artinya ia namanya Jum, yang bisa jadi Jumiati atau Jumirah yang punya ukuran body cilik (kecil) atau berusia lebih kecil dibanding jum yang lain yang lebih tua. Kalo ada yang cilik, tentu ada yang gede,
maka karena kebetulan namanya sama-sama jum, dipanggillah ia Jum Gede. Lalu panggilan berasal dari urutan kelahiran,
misalnya anak paling kecil akan umum dipanggil si ragil atau anak pertama si mbarep. Untuk ini, urutan nama, di kampung kami tidak ada aturan atau urutan tertentu seperti di bali, yang mempunyai urutan secara khusus dalam memberi nama. Di Bali, anak pertama adalah Wayan atau Putu, anak kedua made atau Kadek, anak ketiga Nyoman atau Komang, dan ke empat Ketut. Untuk yang terakhir, jangan tambahkan alfabet "N" ya ditengahnya. Bisa berabe. Kalo saja sebuah keluarga anaknya banyak, melebihi jumlah itu, dengan sendirinya akan diputar kembali keatas. Begitu terus. Sedang di kampungku, bisanya namanya berakhiran O atau ber prase depan su. Misalnya sularto, suharno, sugito, suhardi, hartono, parto, dan perempuannya berakhiran ti atau mi. Parmi, jumiyati, kusrini, parti, sulatri, dan seterusnya. Klo gw mungkin kelainan ya, egp ah.

Cerita dilanjutkan, selanjutnya begini.
Di kampungku, ada salah seorang warganya yang bernama Jupri. Aku memanggilnya de' Jupri. De' disini merupakan kependekan dari pakde, yang artinya dianggap lebih tua dari orang tuaku. Jikalau ia dianggap lebih muda, maka dipanggillah ia paklik, tau lik' saja. Perlu dicatat, tua atau muda bukan melulu berasal dari umur, melainkan juga dari silsilah kekeluargaan. Bapaknya De Jupri ini, lebih tua dari bapaknya siMbah, walau usia ibu lebih tua dari pakde jupri ini. Pakde jupri ini, bagiku menarik untuk di lihat lebih jauh. Jika saja ia lahir dikota, seperti yang kutulis diawal tadi, bisa jadi namanya bukan jupri, tapi Jefry atau Goefrey jika di negeri barat sana.

De jupri, orangnya sederhana. Sangat sederhana, untuk tidak mengatakannya miskin. Ia tak sampai menamatkan sekolah dasarnya,
dan sedari kecil terbiasa mengusahakan kebutuhan hidupnya sendiri. Tak terlalu lincah atau gesit dalam pembawaannya, malah bisa dibilang, ia cenderung lelet. Dalam mengerjakan banyak hal, ia lakukan dengan pelan-pelan, dengan kelembutan. Saking lembutnya, seringkali dirasa, pekerjaannya terlalu lambat dan jauh dari produktif. Orang-orang dikampung kami telah memakluminya, dan mengerti. Pada akhirnya, pekerjaan-pekerjaan jantan, tak lagi diberikan padanya. Katakanlah jika ada pekerjaan menggali sumur atau dalam membangun sebuah rumah memerlukan tenaga tukang yang dituntut mengerjakan pekerjaan yang agak sulit, maka de Jupri ini adalah pilihan kesekian diantara pilihan lain.

Kurasa, ia pun mengerti betul kemampuan dirinya, hingga tak ambil peduli terhadap masalah-masalah seperti itu. Ia pun, mempunyai pilihan tersendiri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Berdagang, itu pilihannya. Ups, nanti dulu. Jangan bayangkan ia seorang pedagang yang membangun hidupnya dengan perniagaan yang hebat, memiliki kios atau los di pasar. Tidak. Ia tidak sampai berfikir kesana. Baginya, lebih mudah menjual es dan mainan, juga jajan-jajan ringan untuk murid-murid SD disebuah sekolah yang ada
di daerah, sedikit diluar desa kami. Darimana ia jualan? Apakah ia memiliki freezer sendiri untuk membuat es? Tidak, ia tidak punya.
Ia menjual es yang dia ambil dari seseorang lain, yang ia jadikan langganan, lalu ia seusai ia kerja, ia setor berapa yang terjual,
dan ia mendapat untung dari selisih modal yang ia setor dan yang ia jual. Ia menjalankan usahanya itu dengan satu modal, yang percaya atau tidak, sepeda onthel yang sampai hari ini masih digunakannya!

Tak melulu mengandalkan jualan di sekolah dasar, tak jarang ia bekerja diluar kebiasaannya itu. Jikalau disebuah desa ada tanggapan (acara yang diadakan oleh seseorang yang punya hajat), atau ada keramaian tertentu, ia pun memanfaatkan momen itu untuk jualan. Katakanlah, didesa seberang ada tanggapan wayang kulit, atau ada turnamen sepakbola antar RT, maka ia pun membacanya sebagai sebuah peluang untuk dagang. Tak peduli cuaca panas atau teduh seusai hujan, ia tetap jualan. Ramai atau sepi, baginya tak masalah, karena baginya adalah berusaha. Ya, ini kata kuncinya: berusaha. Berusaha menjawab kebutuhan hidupnya dengan apa yang ia mampu usahakan. Tak memaksakan diri menjadi orang lain atau ikut pada orang lain. Ia memiliki dunia sendiri dalam hal ini, dan aku ingat satu kali, ketika sawalan datang --Sawalan adalah perayaan 10 hari setelah hari raya idul fitry, yang biasanya diramaikan dengan berbagai acara di daerah-daerah tertentu--, kami mremo (jualan karena adanya satu event disuatu tempat) di muara demak, yang cukup ramai. Mengasyikkan, membantunya jualan es, dan masih juga diajak pesiar naik perahu seputar muara itu. Sungguh membahagiakan bagi kami.

Kejeliannya berusaha, pun banyak dipuji orang. Beberapa kali, ia menjual barang lain selain es dan jajan. Apa? pasir! pasir? darimana ia peroleh modal? jangan kaget. Ia tak memperolehnya dari mana-mana. Ia tak mengambil dari siapa-siapa. lalu? Ia melihat banyak pasir yang tersisa dari sebuah proyek, yang ternyata tak lagi dibutuhkan si empunya, atau hanya terhampar sia-sia di tepi jalan. Ia pungut itu satu satu, lalu dibawa pulang dan dikumpulkan dirumah. Sehari dua hari ia kumpulkan sedikit demi sedikit, lalu begitu jumlahnya cukup untuk dijual, dijuallah pasir itu dengan keuntungan yang tentu saja lebih besar dibanding jika ia hanya menjual es.
Telaten (teliti, tekun), sangat telaten. Begitu, orang dikampung kami sering memujinya. Ketelatenan dalam mengumpulkan rejeki, sebegitu pula ketelatenannya dalam mengeluarkan uang untuk keperluannya. Ia tau, rumahnya yang ia tinggali bersama ibunya --mbah Lastimah--, kondisinya telah jauh dari memadai. Beberapa bagian rumah itu reot. Sana sini bocor, beberapa bagian dindingnya miring. Maklumlah, rumah yang berdinding gedek dan berlantai tanah itu umurnya sama dengan umur kehidupannya atau bahkan lebih tua? entahlah. Karena itu, ia berniat memperbaiki, agar lebih baik dan pantas untuk ditinggali. Maka, sesuai kemampuannya, ia mulai sedikit demi sedikit. Satu hari ia pulang membawa kaso (Balok kayu) dan reng. Kali lain, ia membawa papan selembar atau dua. Kesemuanya, ia kumpulkan dengan telaten. Maka, ketika semua yang ia kumpulkan dirasa cukup, ia memanggil tukang untuk mengerjakan beberapa bagian yang tak bisa dikerjakannya, seperti membuat kuda-kuda atap atau membuat jendela dan kusennya.
Ketika semuanya siap, ia undang saudara-saudaranya dan warga kampung untuk gotong royong membangun rumahnya.
Oya, de Jupri ini mempunyai tiga saudara, dua kakak dan satu adikknya. satu yang paling tua, tinggal jauh dari kampung kami bersama keluarganya, yang kedua masih dikampung kami begitu juga dengan adikknya yang kesemuanya sudah berkeluarga. Hanya ia yang belum. Tapi tak lama dari paragraf ini, akan sampai ke bagian itu kok. Lalu, mulai lah tradisi kuno di kampung kami itu di rumahnya. Dimulai dengan sarapan pagi bersama, yang juga tentunya dipanjatkan doa, maka dimulailah pekerjaan itu.
Masing masing warga kampung mengerti yang ia kerjakan, para ibu walau tak semua, turut membantu di dapur dan lelakinya mengerjakan pekerjaan lain seperti membongkar gedek, menaikkan genteng dan lainnya. Sampai hari menjelang senja, pekerjaan itu selesai. Lebih bagus kini rumah itu terlihat, hanya dinding depannya belum dipasang kaca masih papan yang tidak berjendela. Lain waktu mungkin akan menyusul, dan waktu yang kemudian menjawab, bahwa memang begitulah adanya.

Rupanya, tak jauh beda dengan kebanyakan orang lain di kampung kami itu, yakni setelah dirasa smua siap, maka bersiaplah ia memasuki tahap lain hidupnya: Menikah. Ya, rupanya perbaikan rumah keluarganya itu, telah dipikirkan jauh hari untuk mempersiapkan bakal pernikahannya, yang ternyata pula ia telah memiliki seorang pilihan perawan desa, dari desa lain, kecamatan lain. Tentu saja, lebih ndeso. Dan sampailah hari bahagia itu, dengan ngetutke penganten ke rumah sang mempelai putri.
Kami sekampung, tua muda, laki perempuan turut bergembira, dan tak menduga bahwa lelaki yang selama ini terlihat klemar-klemer (lelet), mampu memikirkan masa depannya sejauh itu. dan jadilah ia seorang suami, dari seorang istri, yang walaupun juga kampungan, adalah istrinya yang ia nikahi dengan sah. Dalam beberapa hari setelah itu, kampung kami ketambahan satu warga, istrinya de Jupri ini. Tapi tolong jangan tanya siapa namanya, aku sudah lupa. Tapi untuk mudahnya, sebut saja ia bernama Mar.
Nama yang simple dan umum dikampung kami, yang memang kampungan.

Hari pertama kedatangan dan tinggalnya ia dikampung kami, cukup mengundang perhatian. Banyak anak anak kecil seusia kami --ketika itu penulis masih SD--, yang datang tuk sekedar menonton dan melihat warga baru itu. Ramah, teramat ramah. Dan keuntungannya bagi kami yang main kesana itu, karena masih baru, tentu saja stok jajannya masih banyak, maka kami satu-satu dibagi jajan itu. bergembiralah kami, baru kemudian meninggalkannya. Nakal? ngga juga. Kami memang kampungan suka banget sama yang kliatan baru.

Namun tak lama, beredar kabar bahwa mereka tidak serasi, tidak cocok satu sama lain. Entah dimana letak ketidak serasian atau kecocokannya, bagiku itu diluar jangkauanku ketika itu. Yang kutahu, mereka ujung-ujungnya pisah, Cerai. Hanya saja, sebelumnya memang tersiar kabar burung bahwa de Jupri tak mampu melaksanakan kewajibannya sebagai lelaki, yang ternyata tak membahagiakan istrinya itu. Benar demikian? Entahlah.

Walau usah menghadapi masalah yang terhitung pelik itu, De Jupri masih terlihat biasa-biasa saja, tak terlalu banyak ambil peduli. Baginya, hidup ini sudah ada yang ngatur. Ia tinggal menjalani saja. Apakah akan langgeng atau tidak, sudah ada yang ngatur. Pemikiran macam ini pula, yang berada dalam benak banyak warga kampung dan desa seperti desa kami. Walau beberapa bagian telah melek pendidikan, banyak bagian lain yang merem dan tertidur dalam buaian takdirnya. Ngawulo ing gusti Nerimo ing pandhum, mengabdi pada yang maha kuasa, menerima apa takdirnya.

Selang beberapa tahun, aku tak mengikuti perkembangan yang ada di kampung, karena memang tak lagi tinggal disana. jauh, teramat jauh dari kampoung itu, yang ternyata melahirkan bentuk gw yang kayak gini -sexy dan sangar- hehe. Hanya beberapa kabar, yang dapat didengar, disimak, itu pun dari saudara yang kebetulan berkunjung, atau telpon dari desa yang mengabarkan perihal kejadian-kejadian yang menyangkut keluarga dan beberapa hal yang berkaitan.

Selama beberapa tahun itu, banyak kejadian yang menimpa kampung kami. Beberapa warga yang sudah uzur, meninggal dunia, beberapa anak muda sudah menikah, beberapa balita sudah semakin besar. Ketika aku kembali kesana beberapa tahun kemudian, perubahan itu tampak nyata. dan de Jupri, juga berubah! sudah beristri lagi, yang kali ini terlihat bahagia betul dengan apa yang ia terima dan jalani. Ketika itu anaknya baru satu, lalu setahun kemudian bertambah lagi satu, dan dua tahun kemudian total jenderal anaknya ada empat. Luar biasa produktifnya, saingan dengan tetangga lainnya yang telah mengkoleksi 9 anak hingga kini dan paling besar kelas 2 SMP! Bayangkan saja yang perbandingan umur nya, jika katakanlah anak kelas 2 smp kemungkinan berumur 14 tahun, dan ia memiliki 8 adik, maka kemungkinan setiap 1,2 tahun ibunya mengandung. Hebat bener makhluk yang namanya perempuan ini. Lain kali akan kutulis tentang ini.

De jupri, masih seperti dulu, dalam mencari nafkah untuk keluarganya. Jualan es, jajan dan mainan anak kecil. Begitu tabah ia dengan semua itu, yang nyatanya mampu memberi makan keluarganya. Kini, rasanya kebahagiannya bertambah, ketika si istri ternyata begitu pengertian dan mengerti kemampuannya, dan setia dengan itu smua. Bahkan ia membantu perekonomian keluarnya dengan jualan nasi bungkus, dan mulai menggoreng sendiri jajan yang dijual suaminya. Tentu saja, tuntutan kebutuhannya tak semakin ringan, karena anak-anaknya pun, perlahan smakin tumbuh besar, dan kebutuhan lainnya datang menyusul. sekolah, jajan, mainan. Sambung menyambung, dan itu harus dipenuhioleh mereka, yang telah lama di tinggal oleh Mbah lastimah yang meninggal ketika banjir besar datang di kampung kami, beberapa tahun sebelum kepulangannku.

Lalu, apa se menariknya kisah de jupri ini?
Bagiku, ia adalah cermin lain yang menunjukkan sisi lain wajah hidup ini, yang tak smua mulus. Ia menunjukkan sisi buram masyarakat yang tak memadai tingkat pendidikannya, namun perkasa menghadapi hidup yang terus berlari kencang itu. Dengan ketelatenannya, ketekunannya, ia hadapi smuanya dengan tabah, ikhlas, dan penuh rasa syukur. Sungguh, ini bergitu bermakna bagiku. Bagimu? entahlah. Hanya engkau yang bisa menjawabnya. Dan tentu saja, tergantung bagaimana engkau membaca cerita ini. Sekadar cerita kosong, atau cerita yang bisa bicara dengan hatimu.

Yang jelas, aku ingin menjadi rakyat indonesia yang beradap, yang berada dalam naungan marhaenisme. Lho? Apa hubungannya? Hehe, aku suka bung karno, dan menyukai ajarannya tentang marhaensme, yang untuk itu aku musti banyak membaca apa-apa yang tak tertulis agar aku bisa menggunakannya dalam cita-cita ini. Ceilee...

Apakah de jupri bisa dikatakan marhaen? Jika secara kasar dikatakan marhain sebagai wong cilik, mungkin benar, tapi jika
mengikuti kata bung karno, bahwa marhaen adalah mereka yang memiliki modal sendiri, memenggarap sendiri, menggunakannya sendiri, yang kelebihannya baru di jual, itulah marhaen, maka de jupri ini belum bisa dikatakan marhaen ia menjual es dari orang lain kan? namun, tak perlu diperpanjang tentang ideologi. Biar otakku yang menatanya dan lain kali menceritakan padamu, isi bagian lain otakku itu.

heppy nu yer ")

Monday, December 30, 2002

Kuta-kuta-kuta

duabelas sepuluh



dua belas oktober tahun duaribu dua
engkau membara, merah mewarnaimu
aku tak disana, jauh teramat jauh
juga tengah membara

tidak merah warnaku,
senyap hitam putih

kubaca isak tangis,
amarah dan pedih menghiasi ronamu
parasmu suram, hilang bingarmu
semua mati, lalu tertunduk
senyap, lantas diam.

tengah malam, beberapa pekan lalu
engkau masih muram ketika aku melintas

gelap, hanya kegelapan
satu dua bule mencoba tertawa,
satu dua drum dihentak, tidak seribu seperti dulu
pesanku, jangan terlalu lama.


Gaibmu



sopir taksi membeli sebuah handphone dari pengunjungmu.
tak ada panggilan, terdengar suara...
its hot..its hot..help..help me..
tergugup ia, dilemparnya perangkat canggih itu.

lain waktu,..
seorang lelaki tua telponnya berdering..
tak ada sapa hello..hanya rintihan..
merintih..terus merintih..

mereka mati terpaksa bukan?
hangus, gosong
yang sebelumnya mulus berbalut sunblock..
tak lebih tampak bagai sate yang terlalu lama diatas bara..

potret buram kemanusian yang diam
doaku, tak ada lagi kegilaan itu.



Sore, Menjelang matahari terbenam



Menjelang ganti tahun, masih seperti dulu
macet, sulit bergerak
hanya saja kini berbeda
kami, pemegang ktp indonesia disana bagai raja
tak lagi terasing seperti dulu

menginjak pantaimu,
tak ada kutang dan bikini berseliweran,
tak ada payudara dibuka
ramai memang, buka si kulit putih

mereka anak beranak anak negeri,
entah terbebas dari krisis atau bangsa ini sudah kembali makmur,
anak beranak itu memenuhi pantaimu
yang dulu, katanya, teramat mahal tuk di injak

walau begitu, masih kulihat payudara mengintip
indah juga warna lokal ini
namun tak mampu menggeliatkan kelelakianku,
engkau tahu?
aku tak bisa konak dengan hati terbelah
karenanya, cepatlah kembali
aku pengen konak


KTP, Tahu, dan Tempe



mereka jadi waspada, teramat waspada
masuk pulaumu, kami diperiksa
ktp, surat-surat, perbekalan
kami mencari pelaku peledakan kata mereka

darimana? mau kemana? tujuannya apa? ada penjamin?
tidak
Pulanglah

dipasar, tahu dan tempe melangit
tetangga sebelah bingung, kenapa mahal
dipasar, kuperoleh jawaban
yang dagang, gak punya ktp mas, ga bisa masuk
kedelai sudah, langka

tetap kubeli, karena hanya itu yang kumampu
hanya akan kutegaskan,
makan tempe bukan bangsa tempe.

nice miss ammy :)~ sapa ya? hehe
aku jatuh cinta
pada sesosok lelaki
penuh senyum manis di bibirnya
tiada lagi lara
hanya kerinduan meraja

Friday, December 27, 2002

senja itu akan selalu kembali...



Mendung itu masih mengintip tatkala adzan berlalu tanpa jawabanmu. Langkah kaki sendu, bergesek pasir, debu dan alas sepatumu.

Rona sayu, lesu namun tegar, hanya dilihat ia yang mampu menerawang relung hati. Seperti pasir yang berbisik kepada angin, tentang mentari yang enggan meninggalkan senja. Burung camar hanya bisa tersenyum ketika itu.

KUsadari, temaram senja dalam lukisanku terlalu suram menggambarmu. Sebuah bisikan lembut tatkala hati bermunajat, "Ia dan engkau, tak lain satu entitas tunggal yang lembut, syahdu, suci dan hidup. Cerahkan hatimu, warnai senja ini dengan senyuman."

Kuayunkan langkah, menyejajarimu dan kugenggam jemarimu. Kuingin bisikkan kata, mari kita jawab bersama panggilan itu.....

Hujan Yang Turun Siang Ini...



Begitu derasnya..dan mengaduk emosi... mengaduk batin.. melayang dalam mimpi..dalam impian, dalam kerinduan.. yeap.. aku kangen mymon. Bagaimana kabarmu hey perempuan yang kucintai?

Malam ini, aku baca kembali arsip blog kita, dan akan kukabarkan pada mereka bagaimana kesetiaan dihati kita. Boleh kan? Kenapa kuingin kabarkan ini pada mereka? agar mereka tau, ada kesucian yang terjaga, ada impian yang terbangun. Kita di dalamnya, walau kiri kanan, kawan dan teman menyerca.

Hey sobat, kutipan dibawah ini, kutipan bagaimana kami tergencet kiri kanan, mereka yang namanya kawan, acapkali tak mampu mengenali apa dan bagaimana kawannya berperasaan, su uzon seringkali bersemayam dihati mereka. Aku pun tak jarang begitu. Satu pembenaran kemudian,"manusia tempat khilap". Namun, tetap akan kusampaikan ini, yang monik tujukan untuk seorang temannya yang menilai jauh dari tepat tentang kami, yang pernah kugubah untuk seorang lain yang berpandangan ---ketika itu-- sama dengan kawan monik itu...

baca ini:

Dear Eva..semua ini aku tulis buat mu..
TENTANG KESETIAAN ITU, NDUK
Nduk, tahukah kau jika seekor nyamuk pun tak berani mengajakku bergurau..sebab di gelap ini tengah kueja sebuah arti dari kata: kesetiaan. Meski ujar orang-orang, kesetiaan di hari ini adalah sebuah kemewahan. Tetapi ucapku: kesetiaan merupakan sebuah keniscayaan dan bukan kemuslihatan picisan jika itu menyangkut perkara antara aku dan dia.
Acapkali aku mendengarkan orang-orang yang datang dari masa yang telah lalu dan membawaiku cerita-cerita tentang sebuah kesetiaan. Tak kuhafal judul yang ada darinya. Tapi syahdan pernah sampai ke telingaku cerita tentang kesetiaaan seorang lelaki yang menunggu kekasih hatinya sampai dia menjadi patung sedang kekasih hatinya yang ditunggunya itu tak datang-datang juga. Sebab katanya, dia sedang pergi untuk membunuh iblis.
Kau, Genduk ayuku, pernahkah kau mendengar cerita tentang betapa setianya kunang-kunang pada malam kendatipun dirinya bertabur hitam? Atau, pernahkah sampai ke telingamu satu cerita tentang setianya seseorang pada kebiasaannya: menulis cerpen, menulis cerpen, dan lagi-lagi menulis cerpen. Apalagi, Nduk?
Sepertinya banyak sekali ragam kelakuan yang kemudian ditengarai menjadi bagian dari cara untuk menyatakan satu kesetiaan.
Pernah aku heran dan lantas kutanyakan kepada hujan yang selalu setia untuk datang di setiap bulan Januari.
“Kenapa mesti di bulan Januari, datangmu itu, wahai engkau hujan?”
“Setiaku tak untuk bulan itu saja kendati aku sedang banyak-banyaknya di bulan itu,” ujar hujan yang mengantarkan basah pada halaman rumahku.
“Itulah yang kumaksud. Maukah kau datang dengan banyakmu itu di awal bulan Mei? Untukmu Genduk sayangku, aku mohon kepada hujan supaya kau rayakan ulang tahunmu dengan bahagia.”,hujan yang selalu kau mau.
Tentu aku inginkan dia datang pada waktu kau berbahagia menghitungi kembali jumlah umurmu. Itu juga, Ndhuk. Tetapi dia tak mau dan menjadikanku dongkol, kendatipun itu hanya sejenak saja sebab akhirnya bisa kusadari kalau itulah yang barangkali dinamakan sebagai sebuah kesetiaan. Setianya hujan pada musim, di luar dari keteledorannya yang datang di saat yang tak tepat. Di luar adat, menyalahi musim
Lantas, masihkah perlu aku jelaskan lagi? Biarlah Nduk, mereka mengejekku, tertawa sinis, meludahiku, menganggapku gila dan aneh tentang perasaanku kepada dia, kekasihku yang jiwaku telah dipinang olehnya. Biarlah ragaku menunggu sejenak tuk mencumbuinya nanti. Kau juga masih meragukan dia kan? walaupun saat ini sebenarnya ingin sekali kusandarkan keresahan hari-hariku kepadamu, tapi sementara waktu aku kan mengurai guratan-guratan rindu disini.
Dan di saat malam yang masih setia antarkan gelap ini, ingin aku pastikan bahwa keniscayaan yang terjadi di antara aku dan dia bukanlah seperti setianya nisan kepada tanah pekuburan.
Nduk..aku mencintainya..cinta berwarna jingga..tulus dari dalam batinku...tolong biarkan aku menyetiainya..
Bontang, Jul 16th
:: Monika 8/4/2002 10:09:22 PM [+] ::
...

Cepat kembali mon.....dan ini, catatan-catatan disini, kurasa umurnya takkan lama. Akan kucukupkan, dan biarlah mereka bersaksi inilah aku.

Thursday, December 26, 2002

2:54 PM 12/26/02

Gigi Marmoot itu...



menyebalkan..
apalagi melihat baju yang dipake waktu itu..uh..
aku lebih suka melihat yang lagi cembelut..didapur ato sama abel..
bukan yang gigi marmoot itu...

tapi kamu gigi marmootku..yang kusayang
yang pernah kusakiti..yang kupaksa engkau membenciku..berhasil ga ya?

kemaren kemaren quit messagenya resah banget kenapa?
lagi kangen sama seseorang? seneng banget klo kangennya sama aku...
tapi kayaknya ngga kan? dan gw juga ga berani berharap untuk dikangenin siapapun saat ini..
kangen itu mahal..palagi klo ujungnya kegelisahan..lebih mahal.
ada apa?
jawab donk..
klo aku..jujur memang dalam trauma yang dalam..bahkan untuk sekadar kangen..
klo ga berbalas,..sakitnya banget banget..
eh..ga cuma banget banget deng..tapi..banget banget banget.......uhu..

Masih suka berenang dirawa-rawa?
pernah ketemu buaya ga? denger denger..
disalah satu danau disana ada makhluk menyeramkan ya?
sejenis swampthing gitu? hiii..gimana coba klo kamu ketangkep? uh..ilang dee gigi marmootku..
trus..jangan suka skin deep! bahaya klo ada mata yang salah sasaran..lagian..apa ngga gatel?
jelek kan jadinya...??

Aku lagi denger lagunya Modena niii...bagus..lembut..judulnya Sortileges. Judul-judul lain ada se..
mau tau? ada Scent, Mayerling, Pierre Pour Un Efants Perdu. Banyak lagi yang lain. tau deh tu artinya apa..
gak penting kan..yang penting iramanya..menyentuh kalbu..Masih suka denger club7? salam buat mereka ya..:D

Eh ya..
Cryptonomiconnya dah selesai?
aku blom..uh..jelek rasanya ga mampu menuhin janji bacanya dalam sebulan..hehehe
masih pengen baca resume ku kan? masih suka baca tulisan2ku?
gimana se perkembangannya? katanya mau review? jadi gaa..?
pengeeeeeeeen banget baca tulisanmu..yang berasal dari hatimu..bukan copy and paste lirik lagu..

yah..berulangkali..kamu bilang ga bakat nulis..
tapi aku tau loo..mana orang yang berbakat dan tidak..
kamu tu ada bakat..cuman sok bz aja..ngapain aja se?
kapan sekolah selesai?
abis itu mau kemana?
dah punya pacar baru pa blom?
kapan nikah?
sama sapa?

hehehe..gw inget ma pertanyaan senada waktu aku cerita mau kerja dulu,...
kamu lupa ya?
ini aku kutip lagi...

[05:14:52] [leak] minggu lalu sekali aja masukk
[05:14:56] [leak] trus...
[05:15:08] [leak] klo aku kerja laguii gimana yaaaa
[05:15:23] [leak_iseng] mo kerja dimana?
[05:15:29] [leak_iseng] brapa jam seminggu?
[05:15:37] [leak_iseng] kapan blajar kapan kerja?
[05:15:41] [leak_iseng] bisa ngatur waktu gak?
[05:15:45] [leak_iseng] mo kapan selesai
[05:15:48] [leak_iseng] ?
[05:15:52] [leak] idihhh
[05:15:55] [leak] banyak nanya nya
[05:16:23] [leak_iseng] biar gue bisa ngetik yg laen lah:D
[05:17:32] [leak] heuhuehuehe
[05:17:35] [leak] idih idih
[05:17:37] [leak] gue kira,,
[05:17:43] [leak] prhatian bangett
[05:17:49] [leak] sampe banyak pertanyaan
[05:17:51] [beep] :D

uhhh......
asli lo log itu..
hanya tandanya aku ubah sedikit, soalnya klo kurung yang ada di nickname tu..
di html kebaca salah satu perintah tag. Jadi ga kliatan..
klo diubah dikit kan jadi kliatan siapa bicara sama siapa..hehehe.
tau? file log itu aku simpen dengan nama apa? hehehe..manja sayang! :P~


eh gigi marmoot..
masih penasaran klo misalnya ketemu gw?
hehehe..dah tanya vera? blom ya? ga berani apa sungkan? apa keduanya? atau dah ga butuh lagi?
hiihihi..banyak inspirasi terlahir dari kamu...

[05:37:10] <^cherry> aduh yg jagoooooo
[05:37:16] <^cherry> aduh
[05:37:31] aduh aduhh
[05:37:33] ada apa yaaaaaa
[05:37:37] sakit ya...
[05:37:41] <^cherry> aduh
[05:37:41] kejepit pintuu?
[05:37:53] <^cherry> :P
[05:37:53] <^cherry> :P
[05:38:01] hehehhee
[05:38:12] <^cherry> lo klo beneran gini gak sih
[05:38:13] say
[05:38:14] <^cherry> ?
[05:38:25] beneran gini gimana..?
[05:38:32] <^cherry> beneran beneraaaaaaaan
[05:38:34] <^cherry> depan2an
[05:38:36] <^cherry> lliat2an
[05:38:40] knapa ngga
[05:38:44] tanya si vera aja,,
[05:38:50] <^cherry> tanya?
[05:38:53] iya
[05:38:55] <^cherry> gak bakal lah
[05:39:03] tanya gimana aku ngadepin orang,..
[05:39:11] orang yang baru kenal..
[05:39:14] lama kenal.,.
[05:39:17] <^cherry> gimanaaaaaaaa
[05:39:19] <^cherry> cerita dunk
[05:39:25] setidaknya si vera dah liat tuu
[05:39:26] :))

kali ini ga usah ditunjukin..siapa bicara yang mana..biar aja mereka nebak nebak..hehehe..
rame ya kita dulu? sampe akhirnya gw harus cari 7 karakter..dan dapat 1002. hehehhehe..tau kan 2 dari sapa,
dan 1000 dari sapa?

sungguh ga nyangka..ujungnya begitu rumit..dan aku tetep ngobrol sama kamu..cerita..
ngadu...curhat gitu ya istilahnya? :P~ abis kamu see..lebih tua dari umur..hehehe
Ah biarin deh..
gw dah terima smua apa adanya...ga terlalu gelisah lagi...

tapi..tapi tapi.....
ada satu pertanyaan....masih nyimpen arsip tulisan yang judulnya
"Wahai Penari, Aku ingin menyuntingmu"?
itu kan lom selesai tu...
mau ga itu diterusin? klo masih nyimpen arsipnya..berarti masih pengen..klo ga..
ya ga jadi dilanjutin dee..
gw lagi nemuin suasana baru nii..
habis idul fitry kemaren..ada rasa yang brubah..ada perasaan yang selama ini hilang muncul lagi..
tau ga? lebaran ga balik..sendiri di kost...
pas buka puasa terakhir..aku netesin airmata..terharu gitu..
inget smuanya...inget dilla, rizcha..opor ayam..juga proses yang aku jalani disini..
trus..pas mau sholat ied..aku kan sendiri tu..naik motor..
diperjalanan aku takbiran sendiri..ga kenceng-kenceng banget..tapi kulantunkan..
ee..dijalan airmata netes lagi...
ada kebahagiaan..walo ga ada kegembiraan...
kemaren sholat dimana kamu?
ada perkumpulan muslim disana?
pa ga sholat? gpp see..itu kan sunnah...ga wajib..tapi nikmat..gitu..
masih nyimpen foto gw ma dilla ma rizcha? dibingkai ya? hohoohohooh..gak kayaknya yaa :P ntar mom nanya lagi..foto sapa tuu...
juga kayaknya ga disimpen yah? dah di del smua?
aku sendiri malah ga ada sama sekali..
sejak hdd rusak dan keformat ulang..ilang smuanya...sedih kann..temen gw sampe ngamuk2..skripsi ada yang ilang..laporan kerja...
blom lagi penawaran temen gw..uh..ilang bersih..juga script2 gw..nyebelinnn banget..
makanya..bantuin ya..nyari script java yang bagus2...apa aja deee..ntar send ke email..inget..di zip! jangan gede2 banget kayak foto gigi marmoot itu..
belajar me-scan yang bagus napa se! :P~

eh eh..foto yang di fade tu sapa? yang dulu itu? crita dunkk...
foto itu beredar pada periode kosong kita...kosong tanpa komunikasi....ah ahhhh...
sudah aaaa....
ga dibales se..segini aja yaa..jangan lupa cek soal artikel penari...

cyass...
salam buat grand, bo sama mom..
Denpasar, 2:23 PM 12/26/02
Hopes this will delivered

Surat Untuk Momz



Dear Momz,.
Ini surat pertama saya untuk anda. Kelak, insya allah akan saya sambung dengan tulisan dan cerita yang lain. Kali ini, hanya ini yang akan kutulis, dengan sedikit debar dalam hati akankah ini sampai. Satu hal yang membuat saya yakin, sebelum hari raya idul fitry lalu, saya titipkan salam kepada Momz, lewat dia lalu katanya, "salam sudah disampaikan".

Oya, maafkan saya menggunakan kata "dear". Hehe, baru ingat, bahwa salam termulia bagi umat islam adalah,
"assalamualaikum warohmatullahi wabarokaatuh" (Durotun Nasihin, p.214).

Maksud saya menulis ini, saya ingin diskusi dengan anda. Sejujurnya saya banyak membaca anda lewat Ur new lady.
Anda tau, kami sering diskusi, sering ngobrol, bahkan jika saya mumet, saya pun cari dia, bicara padanya. Anda juga saya yakin tau,
bagaimana kami dulu mula sekali berkenalan, berhubungan sampai saat ini. Banyak likunya, dan saya berulangkali nyakitin si new lady ini. Begitulah saya, nyakitin banyak orang. Tapi, saya juga masih menyimpan kenangan yang tak sedikit diantara kami, dan dari kenangan-kenangan itu, timbul keberanian saya menulis ini.

Lalu, apa yang akan kita diskusikan?
Sedikit bingung sebenarnya untuk memulai ini, namun jemari saya tak juga berenti mengetik, walo mungkin ga nyambung. Nanti gampanglah di edit. Pernah saya baca tulisan si Gigi Marmoot, berisi diskusinya dengan anda, tentang makna proses.
Proses dan kesetiaan didalamnya. Kalau tidak salah ingat, si Gigi Marmoot menulisnya menyambut tanggal 15 Mei. Tanggal yang penuh makna bukan?

Kembali pada proses dan kesetiaan didalamnya, saya baru saja membaca salah satu lirik puisi Muhammad Iqbal, yang bicara tentang makna tujuan dan harapan. Sedikit berbeda dengan proses dan kesetiaan, namun saya rasa menarik disimak. Ini dia puisi itu,

"hidup diabadikan oleh tujuan
oleh tujuan genta kafilah berbunyi
Hidup terpendam dalam mencari
Asalnya sembunyi dalam gairah
Hidupkan gairahmu dalam hati panas cerah
jadikan abumu kecil membesar tugu kenangan
gairah yalah roh dunia ini dari rona wewangian
fitrah setiap suatu itu taat kepada gairah
ingin menggerakkan hati menari dalam dada
dan oleh nyalanya dada kemilau bagai kaca
diberinya tenaga bagi bumi tinggi menjulang
gairah ilah Khidr bagi musa pemunya irfan
hati mengambil hidup dari nyala gairah
dan bila diambilnya hidup segala yang batal mati sirna
bila kendor gairahnya maka patahlah sayapnya
lemah terkulai akhirnya dan tak bisa terbang tinggi"

Apa yang saya dapat dari kalimat-kalimat itu? Hanya satu kata: gairah. Saya kehilangan gairah dalam berproses dan menyetiainya! Lelah, teramat lelah bergulat dalam proses yang menuntut kadar kesetiaan yang teramat tinggi. Aku berproses dalam apa?
Hidup dan semua makna dibaliknya! Jadi ga salah kan saya kutip puisinya iqbal diatas? Hidup yang diabadikan oleh tujuan, dijalani dalam proses yang menuntut kesetiaan. Berikan pada saya, makna lain yang anda tau. Kumohon.

Anda seorang arsitek, yang saya yakin terbiasa bergulat dalam proses dan kesetiaan pada ide. Juga saya yakin, pernah berlelah-lelah didalamnya. Tak salah rasanya, saya menulis ini.

Itu saja untuk kali ini. Untuk si gigi marmoot, alias our new lady, alias simanja, saya akan tulis tersendiri, juga dihalaman ini.

Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokaatuh.

Selamat Jalan Adii_Timus


Selamat Berjuang, selamat menunaikan tugas bangsa, semoga anda menjadi bagian dari masyarakat dunia yang bersahaja. Jangan lupa tetep kontak lewat media ini. Banyak banyak bawa selimut..disono dingin... :P


----------------------------------------------------------------------------------
[16:57:06] *** Now talking in #semarang
[16:57:06] *** Topic is 'http://ircsmg.blogspot.com buat arif leak saudaraku + sahabatku, aku cuman mau pamitan sama kamu, kamu jaga diri baik2 aku kemarin ke bali kesulitan hubungin kamu tapi ndak apa2 aku doakan aja semoga harapanmu terwujud untuk bersatu dengannya. God Bless U arif'
[16:57:06] *** Set by adiii_timus on Wed Dec 25 00:24:24
-----------------------------------------------------------------------------------

Tuesday, December 24, 2002

MESUM



ohhhh...
ahhhhhhhhhhhhh..
ugh..ah..mmmm.

STOP


Ini Mesum,
Bukan Basa Basi!

Potret Negeri 2002



sepi, terus sepi, tanpa dialog
terus monolog,bosan!

bocah dekil, galon aqua dan beras didalamnya
irama bingar dalam desak peluh mayasaribakti..
sedan mengkilap, tahun terbaru melintas
puluhan mata memandang dengan tetes keringat berbaur debu jalan

tak jua sehat negeri kaya ini,
air mata terus menetes
awan mendung gelap,
hujan deras tetap saja pengap

agama, nyawa tanpa makna
semua kering, salah mereka membaca
ada yang salah dikepala mereka,
yang menurunkannya dengan cara keji

rusak, menyebalkan

tempe, tahu, kedelai juga ktp
mahal
apalagi minyak tanah dan solar,
jauh mengawang, memercik pada sekuntum bunga layu
yang kemudian kotor menghitam.

tidakkah mereka membuka matanya?
mulut mulut penuh basa basi, rusak!

aku hanya terdiam, koma, lalu titik.
Tulisan lama, duluuu sekali, pas gi MboaK

Sanur, 22 - 2 - 2002, 22.00 wita,..



Para tetua di desa, dulu, pernah berpesan; makan itu,.nak,..sambil
duduk,..yang tenang dan jangan jalan jalan,..; makan itu nak,..
jangan sambil bicara,..nanti keselek.

itu dulu..ya itu dulu..duluuuuuu sekali!
sekarang beda.
Banyak mereka yang mmh..terpelajar..aha..melupakan nasehat tetua yang terbukti baik, atas nama modernitas. Standing party..hahahhaa
yeap..

satu malam, disebuah hotel keramat disanur, wine nite...tuamuda, perempuan lelaki, dengan berbagai misi menghadiri acara itu..
satu satu..bisik bisik...
seorang tua..dengan santainya berpelukan dengan aha..lebih tepat jadi anaknya. Juga seorang tante...bermasyuk disatu sudut hotel dengan lelaki yang lebih tepat seperti keponakannya.....
bisnis..atas nama bisnis...

aku termenung...
melamunkan itu smua...menatap..dan segelas wine ditangan..sebatang gudang garam dimulut..
ada sesuatu yang beda dengan keseharianku...
ya..
ada nilai yang kurasa masih agak asing..walo bukan sesuatu yang baru..
bisnis tidak hanya butuh kertas, telepon dan seperangkat komputer..ada nuansa lain rupanya...
hohoho..noraknya saya.
Loby..perempuan..wine..:P ah..
sebuah pelajaran berharga..memasuki wilayah macan bergayalah sebagai macan..bergaya tikus..terterkamlah dikau...
ahhahhahha..aku ga mau tertekam..
tapi..tetap tak minat sebagai macan..jadi apa donk? Obat nyamuk!!!!! membakar diri, menemani keramaian dan..melihat secercah cahaya ..walo sekedar tuk menulis..

kembali ke standing party itu...
gerimis hujan menghambat..atau sedikitnya menunda keramaian yang akan hadir malam itu..
seorang penyanyi ibukota meramaikanya...4 lagu...60 juta melayang..hahahha atas nama bisnis.

Lalu...
ah..sungguh bodoh..
dalam pengaruh aroma wine ( yang enak banget itu), tak jarang dijumpai mereka yang berlaku bodoh!
memperlihatkan sesuatu yang tak sepantasnya (bagiku?) atau ah..ini kan modern...

sampai saatnya pesta itu bubar..dan kembali aku melangkahkan kaki keluar hotel itu....berjalan kaki dalam gerimis....menerawang memandang pekatnya malam..
teringat aku malam kemaren..aku musti berburu cabe di kebon tetangga..sekedar tuk mengisi malam itu agar perut ini terisi...dan malam ini...yah...begitulah..

maknakan saja sendiri

Potret Diri, 2002.



rambut memanjang, tak rapi tak pula serasi
kurus, lusuh, kumal, dekil
tetap sombong, tak dengar kata orang
tak bertambah pula isi lemari apalagi rekening

umur terbuang, gratis!
gelas kopi dan kepulan asap gudang garam, monitor dan keyboard

mencoba melangkah, tersandung
berdiri, terjatuh
bangkit, terpelanting
mati, belum saatnya
apalagi?

meringis, mendesis tiada henti
sedikit berubah menjelang ramadhan,
merubah diri usai hari fitry,
tetap tertinggal
tak ada kegembiraan,
hanya kebahagiaan dan airmata

langkah esok, coba sedikit beda.
lebih bijak dan modal yang berharga,
idul fitry yang singgah dan bersemayam disini: dihati

Welcome To Karyn N Ivan



Merry Cristmast Buat Kalian Berdua. Pan, besok gw ma jenggot kesana..siapin yang enak enak ye..:P~
Btw, Karyn Lagi Kasmaran ma sape tu?

Sunday, December 22, 2002

Arip.....Aripp.... makasih udah invite gw hehehehe siip Muwah di udel :D :D
Denpasar, 9:07 AM 12/18/02,.

Gagah Lagi



Kali ini aku akan bercerita tentang satu sosok, yang mungkin pernah kamu kenal, dekat dengan kamu, sepintas pernah tau, beberapa kali berjumpa atau bahkan kamu sendiri. Bisa siapa saja. Untuk mudahnya kita sebut saja ia Mr. Z, dan cerita akan segera dimulai pada kalimat dibawah ini.

Dalam, setahun terakhir ini, mr. Z terus menerus dilanda kegelisahan, gundah dan resah. Tiga rangkaian, perasaan yang seringkali begitu kompak melanda makhluk yang bernama manusia. Ia, merasa gelisah tentang hidupnya, gundah dengan perasaannya sendiri dan resah menatap hari depannya. Lengkap sudah.

Ternyata, perasaan-perasaan itu muncul tatkala ia merasa gagal dalam bercinta. Catat, bukan bercinta dalam arti yang berasal dari
terjemahan bahasa inggris, making love yang maksudnya merhubungan badan. Ini bercinta dalam arti membangun, menumbuhkan dan berada dalam hubungan cinta antar dua insan manusia. Tidak sepenuhnya gagal,
namun ia merasa gagal. Seorang lelaki, mencintai lawan jenisnya itu wajar, dan dari dulu memang begitu.
Walo kemudian banyak di temui gejala-gejala yang menyimpang seperti lelaki menyukai sesamanya, begitu juga dengan perempuan,
namun garis nyata yang terlihat jelas adalah setiap insan, akan selalu berpasangan dengan lawan jenisnya. Bukankah dunia ini
diciptakan dengan berpasang-pasang? Lelaki-perempuan, siang-malam, gelap-terang, dan banyak lagi lainnya.

Mr. Z ini ternyata pula, bukan orang yang bodoh yang tak mengerti bagaimana membangun perasaan,
menjaga dan membuatnya hidup. Ia tau bagaimana meletakkan sisi-sisi perasaan
atas perasaan lain, pilihan atas pilihan lain, prioritas satu terhadap prioritas lain,
dan ia memutuskan bahwa perasaan cinta adalah dasar dari segala perasaan lain. Menurutnya,
jika perasaan cinta --dan tentunya juga dicintai--, akan mampu menjadi landasan yang kokoh bagi
perasaan-perasaan dan langkah-langkah lain dalam hidupnya. Dengan hati yang nyaman,
dengan cinta yang subur dihati, dengan keceriaan cinta, tentu dunia akan terlihat begitu mudah untuk digenggam.
Bukankah ada sebuah pemeo, jika dua orang saling mencintai dunia serasa milik berdua dan yang lainnya kontrak?
Indah, begitu indah memang perasaan cinta itu. Juga sebuah adagium yang menyatakan bahwa jika,
seorang lelaki sudah mampu membangun cinta dengan pasangannya maka ia adalah lelaki sejati. Uhh..padahal,
bagiku, lelaki sejati adalah ia yang bisa membuat hamil seorang perempuan, bukan sekadar berpasangan.

Dengan dasar pemikiran semacam itu, lalu ia membangun cintanya. Banyak persoalan dilaluinya,
dijalani. Ikhlas, dan menerima segala resiko yang mungkin timbul. Namun ada yang ia lupa, bahwa ia bukan penentu hidupnya.
Benar, ia adalah perancang hidupnya dan ia-pun telah berusaha, namun sekali lagi ia bukan penentu.
Hingga, cinta yang sebenarnya bisa dikatakan sukses itu, baginya kemudian ternyata dirasanya gagal.
Tidak, ia tidak bertepuk sebelah tangan, ia juga tidak seperti punduk yang merindukan bulan.
Namun, kembali aku pertegas, ia bukan penentu. Itu saja.

Lalu, atas nama kegagalan versinya itu, ia menjadi terlihat bodoh. Apa yang terjadi? Hidupnya kemudian penuh pertanyaan. ia bertanya,
adakah cinta dihatiku? adakah kehidupan yang bahagia? adakah hari depan itu?inikah penderitaan itu? benarkah aku menderita karena cinta? apa yang akan kuraih dalam hidupku?

Begitu ia terus bertanya, hingga ia lupa bahwa hidup ini bukan untuk bertanya. Ada sesuatu yang lain yang musti ia kerjakan, dan ia telah banyak berubah.
Ia mencari-cari jawaban, ia menrenungi jawaban, namun ia terdiam dalam jawabannya itu. Yang kemudian bisa dilihat, adalah sosok mr. Z,
yang setiap hari luntang-lantung, memikirkan jawaban apa yang bisa ia buat hari ini.

Tubuhnya perlahan menjadi kurus, tampangnya kusut, pucat. Ia terlihat seperti bangkai bernyawa, tak lebih dari itu. kerinduan,
kehinaan, perasaan gagal, dan putus asa silih berganti menyelinapi hari-harinya. Semua itu menjadi siklus yang berputar, tak tentu kapan ia berhenti.
Darisanalah, orang kemudian tau ia bermasalah, ia gelisah. Kerinduannya tak mendapat jawaban yang memuaskan hatinya,
rasa gelisahnya pun tak mendapatkan jawaban yang pasti.

Tapi ingatkah sobat? Diawal ceritaku ini kukatakan ia bukan orang yang bodoh, hanya terlihat bodoh. Sampai pada akhirnya ia, mencapai perenungan yang dalam,
dan ia menangis, meneteskan air matanya. Ia menyadari, pertanyaan-pertanyaan itu tak dapat dijawabnya sendiri, maka mulailah ia mencari jawaban dari kawan, dan sobatnya.

Tentang cinta, ia mendapat jawaban bahwa cinta berdasar pada ketulusan. Ia tau itu, juga tau kelemahan pernyataan itu. Bagaiamana jika tulusnya ke banyak orang? akankah seorang
akan punya pacar, kekasih banyak? Disini, ia terlihat cerdas, dengan menjawabnya sendiri bahwa jika ketulusan cinta itu berlaku bagi banyak orang, maka itulah universalitas cinta yang agung.
Dari cinta macam ini, maka terlahirlah sosok Bunna Theresa, Gandhi, Mandela, juga Bu Gedong.
Jika kepada perempuan tulusnya ke banyak orang? Proses yang akan membedakannya. Ujian dan tantangan akan menyaringnya satu-satu. Beda kan, bersama cewe yang hanya bersedia jalan hanya karena merk
sebuah kendaraan yang dibawanya, dengan seorang lain yang rela menerima apa adanya?

Dan cerita belum berhenti disini. Mr. Z.,masih bertanya-tanya, hingga kini ia mencari jalan lain. kepada seorang pemuka agama, ia bermaksud meminta nasehat dan saran terhadap masalah yang dihadapinya.
Dari sana ia mendapat keteduhan dari tatapannya dan amalan yang disarankan. Lalu ia jalani itu. Namun, tetap juga ia merasa ada yang kurang, sampai satu saat, di radio didengarnya ceramah agama dari seorang Da`i yang kondang
--bukan Dai Bahtiar yang lagi sukses nangkap Imam samudra--, bahwa kesusahan hidup itu tak perlu di dramatisir. Begitu juga penderitaan dan musibah, karena ia sumbernya sama dengan kebahagiaan yang jarang ditangisi : Allah SWT.
Benar kan? ketika orang dalam kebahagiaan, dalam kegembiraan, lupa ia darimana semuanya berasal. Namun ketika kesusahan sedikit aja datang, segera ia mengeluh, mengiba, bahkan merasa paling menderita.
Terimalah semuanya dengan syukur, dengan rasa ihklas. Gagal dalam bercinta, bukan berarti smua berakhir. Dan bukankah mr Z tidak gagal? Ia yang merasa gagal. Siapa tau, ia yang dicintai tengah mempersiapkan diri untuk nanti bersatu kembali.
Siapa tau juga, Yang Maha Kuasa, belum mengijinkan mereka bertemu, karena mungkin akan membawa persoalan yang lebih besar. Siapa tau pula, kelak akan jadi bersatu dan tak terpisahkan lagi..begitu pada akhirnya Mr. Z berfikir, dan sejak itu ia bisa tersenyum lagi.
Memang, tak jarang ia kembali termenung, tercenung dalam kerinduannya, dalam perasaan-perasaan lamanya, namun kini ia terlihat lebih dewasa. Ia memandang, bahwa mereka yang saling mencintai, satu saat akan bahagia bersama. Ia serahkan
semuanya kepada yang kuasa.

Kemudian, sering kali terdengar, terlihat ia berwudhu di waktu-waktu sholat (sesuatu yang sangat jarang sebelumnya), olahraga dipagi dan sore, dan ia kini terlihat lebih segar.
Satu ketika terdengar ia bersenandung,"aku..gagah lagi..hidupku kini lebih berarti...aku bisa bangun pagi...bisa jogging lagiii..". Bahagia, walau liriknya salah..ah. Its a lil story of mr.Z ,yang sekali lagi,
bisajadi itu kamu, yang pernah kamu dengar, yang pernah kamu kenal, yang terdengar samar-samar.


Wednesday, December 18, 2002

Kuberitahu Engkau Sesuatu: Ini Namanya RINDU!!



Hey Kamu. Taukah kamu? apa yang sedang bersemayam lembut dalam hatiku kini? Sebuah perasaan yang datang menyelisik tanpa permisi, dan mendekam lama, bahkan enggan ia pergi meninggalkanku. Taukah engkau kini? Baik, akan kusampaikan. Sebuah kerinduan, sebuah rasa rindu, sebuah rasa kangen. Adakah lagi kata yang pas untuk melukisnya?

Dan kini, dihadapanku, kupandangi gambarnya, bukan pixel dan grafis. Mereka tak mampu menghadirkannya secara utuh. Selalu ada yang kurang dengan berharap pada keduanya. Karenanya, hanya kubuka apa isi hatinya. Taukah kamu? Ia penuh kerinduan pula, sama dengan yang aku rasakan. Akan kubagi, apa yang kulihat, apa yang kubaca kepada kalian. Untuk menunjukkan, ia yang kucintai, begitu jumawa dalam cintaku.


Ini adalah sebuah Cinta dan sebuah Cermin
Hai Nona,..kutuliskan ini bukan maksudku untuk bermain kata-kata indah. Bukan juga bahasa-bahasa rayuan. Ini adalah sebuah ekspresi. Ekspresi perselingkuhan hati dengan akalku. Ekspresi kerinduan akan klimaksnya rasa emosionalku. Ekspresi kebingungan yang belum juga menemukan terminal akhirnya. Ini adalah sebuah Cinta dan sebuah Cermin.
Sebelumnya kau tahu, sejak beberapa waktu yang lalu aku memiliki sebuah perasaan klasik yang bernama cinta. Sebuah katalisator untuk menemukan kebenaran yang masih absurd-bagimu. Sebuah keindahan tanpa bentuk dan warna, kemerduan tanpa getaran dan suara. Sebuah loncatan kuantum misterius yang menyusup ke balik sel-sel kesadaranku. Sebuah energi yang senantiasa memuai dan menyublim bersama kekosongan kontemplatif menjadi energi yang membingungkan. Sesuatu yang sangat cantik dan halus. Sesuatu yang membakar jiwa ini untuk tetap terjaga. Sesuatu yang kerapkali lupa untuk kubingkai dengan rasa terimakasih dan sujud syukurku.
Lain halnya dengan cermin, dia tidak pernah mampu untuk menampung semua cahaya yang berasal dari obyek di depannya. Hanya sekelumit bayangan yang mampu dia dekap. Sehingga akan selalu ada sisi-sisi yang tidak mampu untuk diungkapkan, sesuatu yang abstrak, gaib, atau mungkin suatu hal yang belum dapat diungkap dalam waktu sekejap. Yang terkadang terasa buram atau amorf.
Padahal seperti juga yang engkau dan aku alami, segala peristiwa dalam hidupku adalah cahaya itu sendiri. Seindah dan sebesar apapun cermin ini tak akan pernah mampu merangkul pergerakan dan volume partikel-pertikel dalam diriku, dalam dirimu dan hidup kita.
Akan tetapi, aku yakin dengan segala kekurangannya, cermin ini, akan berusaha menghantarkanmu menjelajahi sebagian titik-titik rahasiaku.
Sahabat, dengan segala kebodohan dan kekerdilanku, maukah engkau memandangku melalui cermin ini? Hmm.. dengan cinta tentunya..
Come around and see the other side, stepping stones, away from the limelight
Come around and breathe in piece of mind, And for it all, I thank you. I thank you (The Calling,Thank You~Camino Palmero,2001)
*&%$#, 12:18 08/08/2002


Maafkan aku membuka ini kepada mereka, karena dalam hatiku, kerinduan ini sedang bertahta. Takkan goyah, dan engkaulah wahai bunga melati, yang kelak kan menuainya. Bukan siapa-siapa. Jadi, biarlah mereka merasakan sedikit kebahagiaan kita yang tersembunyi. Belum kegembiraan.

Monday, December 09, 2002

Kebutuhan untuk merubah hidup



Tulisan ini tentang sebuah buku.
sebuah buku lama, belum lama hadir didepanku.
Judulnya mentereng: SUKSES & PRESTASI.

Berupa bunga rampai dari banyak tulisan oleh penulisnya yang namanya baru aja aku tau.
Satu yang paling menonjol: Keberanian Mengubah Hidup.
Sepertinya, tulisan ini (Keberanian Mengubah Hidup), menjadi jiwa yang memberi makna pada kedalaman buku ini.
Aku membaca sekilas, aku mengerti.
Teoritis, simpel dan enak..didalamnya juga banyak penglaman, pengakuan dan ah..
seperti biasa komentar mereka yang dah ngalami dan sukses. Lengkap kap!

Lalu, apalagi yang kurang? Banyak dan akan kucoba mengurainya dalam tulisan ini.
Didalamnya (buku itu) terdapat banyak kata-kata yang sanggup meledakkan kepala yang beku,
kepala yang diam. Otak idiot sekalipun.
Tapi tak cukup sanggup membuatku berani mengubah hidupku.

Bingung membaca tulisanku ini? Aha..wajar.
Yang nulis orang aneh sayang..tapi..khas.
Ada yang bilang, seribu kali aku ganti nama, jiwa tulisanku akan sama.
dan ok, buat kamu yang belum pernah baca gaya ini sebelumnya, dalam hitungan ketiga,
bersiaplah untuk paham.

Hitungan pertama,: teruslah membaca.
Kedua, terus membaca.
ketiga: pikirkan apa yang baru saja kamu baca.

Kita mulai.
Pikiran suntuk, kacau, setiap orang pernah ngalami. Its bullshit jika ngga.

Boleh dibilang, kondisi itu, sedang aku alami.
Cinta yang tak sampai, cinta yang terampas.
akibatnya, Semuanya down..smuanya hancur.
Semangat hilang, gairah hidup drop.
pekerjaan macet, cita terhenti.
Pertemanan kritis, beberapa mengalami antiklimaks!!
Tapi catat, semua itu adalah warna hidup.
Aku tidak menyesal dan terus ingin memelihara cinta itu. walau terampas.

satu yang ingin kulakukan, Aku ingin mengatasi irama duka yang terkandung didalamnya.
Irama duka yang "Ia" pun tak ingin membuatku runtuh...*kiss to mga*
Aku ingat artikelnya si gl3n (website #indonesia austnet ver2), bahwa yang penting terutama adalah mengenali permasalahannya. Benarkah itu masalah?
benarkah itu bermasalah? Bagaimana penyelesaiaannya, bagaimana menyelesaikannya.
Lalu, gunakan cara yang jitu untuk mengatasi masalah itu.
Mudah, mudah saja menuliskan itu sebegitu mudahnya seperti membalik telapak tangan.

Dalam proses membangkitkan diri seperti ini, tak kusadari,
hadir sebuah buku yang telah kusebutkan dimuka tadi. Bercerita banyak tentang makna hidup.

Baik kukutipkan satu kutipan bagus dalam buku itu:
"Hidup ini penuh kesempatan kedua, asal saja anda memiliki kemampuan untuk
mengenalinya dan keberaniaan untuk bertindak"


Hebatkan?
Apa hebatnya?
Hidup ini penuh kesempetan kedua sayang...!
Seperti yang kukutip dari tulisan Barbara Bartocci diatas, akan selalu ada kesempetan kedua lalu kita
lalu bertindak setelah tentu saja mengenalinya dengan baik.

Biasa aja ya?
memang, sekilas biasa aja. Ga ada yang special. Tapi, ketika anda mampu memahaminya dengan pendalaman yang baik, niscaya,
kesempatan kedua adalah anugrah tak ternilai.

Lalu apalagi dalam buku itu?
Banyak!
Antara lain ini: bagaimana melangkah dalam kehidupan baru, Bagaimana mencapai keberhasilan bukannya kesempurnaan, lalu bagaimana mewujudkan impian menjadi kenyataan, melakukan lebih banyak pekerjaan, dan yang tak kalah penting,
bagaimana mengatur waktu.

Point terakhir ini bagiku sangat bermakna. Satu ketika bernah bicara (di irc),
dengan seorang gadis cerdas. Kepadanya aku tuturkan bahwa aku akan mengatasi
masalahku step by step, satu demi satu.
menurutnya ini kurang tepat. "try multi task solving problem". Kata kerennya, kerjakan smua secara paralel.

dalam sebuah project, biasanya ada 4 hubungan kerja. Finish-start, Start-Finish, Start-start, Finish-finish.
Sebuah pekerjaan bisa dilaksanakan ketika pekerjaan lain selesai, ketika pekerjaan lain selesai baru bisa melaksanakan sebuah pekerjaan, ketika satu pekerjaan dimulai pekerjaan lain bisa dimulai, lalu ketika satu pekerjaan selesai pekerjaan lain juga selesai. Ada yang bisa menambahkan?
kondisi ini tak jauh beda. Dan saya baru merenungkannya sekarang. Thank to Si Smart yang telah mengirimiku sebuah buku bagus Cryptonomicon by neal stephenson. Buku itu lawannya mau tau? Madilog by Tan Malaka. Dengan alur yang sedikit beda, ia mencapai puncak yang sama: Use Ur Brain More tHan U can imagine before!

Nah,sampe disini ulasan tentang buku itu selesai.
penambahannya disini:
bahwa keberaniaann untuk merubah hidup hanyalah sebuah pisau tajam yang akan menyayat
guratan nadi kehidupan, lebih dari itu perlu disadari adalah, kebutuhan untuk merubah hidup.
Selain keberanian, kecerdasan dan semangat, its need a pure love :P~

Saya telah mendapatkannya.
Saya telah membuktikannya, ketika dari satu masa di suatu tempat pencarian diri
melemparkanku kesini. Hanya saja, semua itu terlupakan dan terlena pada hari ini.
Dan,..
hari ini smua itu kudapatkan kembali..sebuah kesadaran untuk merubah hidup!
Thanks to all...









Serial Kampungan

Kampung Halamanku dalam kenangan.



Demak adalah sebuah kota kecil yang teramat kecil dipesisir utara pulau jawa. Kecil namun menggema.
begitu sejarahnya. Menjadi pusat persebaran agama islam di tanah jawa, juga menjadi pusat buah belimbing
yang menyegarkan. Disini dulu para wali memuali syiar agama islam yang didukung dengan latar kerajaan islam demak.
Namun kini, sisa kebesaran itu tak lagi tampak, hanya beberapa makam yang dikeramatkan, masjid yang di agungkan -Masjid Agung Demak dan masjid Agung
sunan kalijaga di Kadilangu- dan makam wali. Itu saja yang terlihat, namun cukup kuat menjadi brand image kota demak. Sementara tilas-tilas peninggalan kebesaran
kerajaan demak nyaris tak terlihat. Bahkan tentang dimana pusat pemerintahan kerajaan itu berada, sampai kini masih menjadi polemik. Sedangkan tentang belimbing,
di demak yang merupakan sentranya itu, memang tumbuh dengan subur. Blimbing Betokan yang cukup populer. Betokan sendiri adalah nama sebuah desa yang sudah rada maju di demak.
Itu berarti, di desa itulah sentra belimbing berada.

Dua latar belakang itu membuat kota demak memiliki nama lain, kota wali dan kota blimbing. Sebuah julukan yang khas,
yang rata rata setiap kota memilikinya. Tentu saja dengan masing-masih khasnya. KOta Kudus, tetangga kota demak, karena terdapat banyak
pabrik rokok, disebutlah ia sebagai kota kretek. Kota Kudus juga tak jarang pula disebut kota jenang, karena disana banyak berdiri pabrik jenang (juadah/dodol).
Begitu juga Pati, yang dikenal dengan daerah pertaniannya yang luas, dikenal sebagai Bumi Mina Tani. Kota lain, dengan ke khas-an yang lain, mempunyai sebuah atau dua nama lainnya.

Kota demak, bukan kota yang besar. Ia hanya besar dalam sejarahnya. Yang biasa disebut kota, di demak, tak lebih dari sederet pertokoan, pecinan (pertokoan milik etnis cina) yang ada di dekat alun-alun kota
dan pasar demak yang sedasawarsa lalu terbakar. Jadi yang namanya kota, tak lebih sepanjang tiga kali panjang lapangan bola, yang terletak satu garis yang dipenuhi pertokoan. Belakangan,
panjang garis itu sedikit bertambah, kearah utara, diseberang kali jajar. Kali jajar adalah satu kali yang cukup besar yang membelah kota. Airnya kadang bersih, tak jarang kuning berlumpur.
Namun, banyak yang memanfaatkannya, entah sekadar untuk mandi atau mencuci kedelai pada pabrik tempe. Sebuah kali lain yang terkenal dari kota ini adalah kali tuntang, yang menurut kabar tetua dulu,
adalah goresan tongkat para wali. Bagaiamana benarnya? Walahu alam.

Bukan di kotanya, melainkan di salah satu desa dipinggirnya-lah aku dilahirkan. Desa kadilangu namanya, sebuah desa yang mewarisi
peninggalan leluhur, berupa sebuah makam wali, Kanjeng Sunan kalijaga. Entah kenapa, walau aku terlahir di desa kadilangu, tetap saja di KTP dan SIM ku, aku terlahir di Demak. Bukankah kadilangu
lebih spesific? Mungkin sudah begitu dari sononya ya.

Lebih menukik ke tempat dimana aku dilahirkan, adalah sebuah kampung kecil, yang tak juga tenar, namun cukup mendapat tempat yang indah dihatiku: kampung pecaon. Sebuah nama yang unik dan menarik,
karena ternyata banyak cerita mengenai kampung ini. Dari asal namanya, maupun dari perilaku dan kehidupan sehari hari disana. Akan kututurkan smua untukmu, satu per satu. Karenanya, beberapa tulisan ini
kutambahkan sub judul kecil, serial kampungan.

Nama pecaon, ada beberapa versi. Pertama, ia berasal dari kata cao atau cincau. Yang biasa dan doyan sama es campur tentu tau dengan barang ini. Warnanya hitam,
dan lembut di makan. Dibulan puasa, pelengkap minuman ini laris di jual dimana-mana. Disamping karena mudah mengolahnya, juga yang terpenting ; murah. Dari nama makanan itulah, kampung itu berasal, karena lagi-lagi,
kampung itu adalah pusat penghasil cao. Maka disebutlah pecaon, atau tempat pembuatan cao. Mudah kan orang memberi nama? Jika saja dulu ada makanan namanya "muda",
mungkin namanya kampung pemudan, atau jika disana tinggal seorang ratu yang manja, mungkin juga namanya pemanjan. ah, mudahlah itu, apa yang melekat di daerah itu, itulah namanya. Versi lain namanya,
adalah berasal dari kata "pecoh" atau "pecah", yang di imbuhi akhiran an, jadilah ia pecohan. Versi ini banyak diakui, karena ketika penulis masih kecil,
seringkali di plang nama di tulis sebagai pecoan. Apa itu pecoan? Seperti bahasa indonesianya, pecah, ia juga berarti perpecahan. Konon kabarnya, dikampung itu sering terjadi perpecahan antar kelompok di masyarakat.
Entah benar atau tidak, yang jelas semasa aku kecil semua berjalan dengan wajar. Memang, ada beberapa hal yang turut memperkuat versi ini, diantaranya kampung kami terbagi dua, pecaon lor (utara) yang rata-rata orang abangan
(meminjam istilah greetz) dan di pecaon kidul yang santri. Greetz, dalam priyayi-santri-abangan, membuat trikotomi tingkat kehidupan sosial di tanah jawa, yang oleh banyak pengamat dianggal tidak tepat, karena berada dalam wilayah yang berbeda.
Bagaimana tidak, priyayi-abangan berada pada wilayah keagamaan, sementara priyayi adalah wilayah strata sosial. Yang terjadi di kampung pecaon itu, lebih pada dikotomi santri-abangan. Santri di kampung kidul, dan para abangan
di kampung lor.

Kampung pecaon terhitung unik. Terletak di, derah pesawahan, namun hanya hanya satu-dua yang memiliki sawah. Kampung ini juga, di kelilingi banyak lokasi pekuburan. Jika kita berdiri sedikit diluar kampung, memandang kearah utara, disana ada pekuburan tua, yang
terlihat seram karena begitu rimbunnya pepohonan yang ada, disamping tempatnya jauh dari lalulintas manusia. Terlebih kalo malam, gelap banget. Lalu kita arahkan pandangan kearah barat, disana juga ada pekuburan. Yang ini tak terlalu seram,
karena terletak dipinggir jalan raya, yang menghubungkan demak dan dempet. Pun, disana ada lampu penerangan jalan kalo malam, jadilah ia tak terlalu merisaukan orang yang melintasinya dimalam hari. Tak perlu siap-siap celana dobel untuk
melewatinya. Tak cukup dua sudut itu, kearah selatan (kidul), ada satu makam lagi. Yang ini bukan makam umum, karena disini adalah makam sunan wijil. Bukan satu dari walisongo, namun ia di sebut sunan. Konon, ia adalah kerabat kesultanan demak dan yang dimakamkan disana
adalah kerabat dan para sentana (abdi) nya. Berbeda pula dengan kedua makam lain, makam ini sedikit menghasilkan bagi warga sekitarnya. Banyak peziarah, menziarahi makam ini dan meninggalkan sedikit uang untuk khasnya, yang sbeenarnya selain untuk perwatan,
adalah dibagi untuk kesejahteraan penjaganya.

Tentang makam, belum berakhir disana. Satu makam, yang banyak dikunjungi peziarah, adalah makam Kanjeng Sunan Kalijaga, salah seorang wali penyebar agama islam di jawa. Peziarahnya berasal dari berbagai pelosok negeri, yang dengan sendirinya, membawa rejeki bagi
banyak orang disekitarnya. Mulai dari retribusi parkir, pedagang, dan pembimbing doa. Banyak yang beroleh rejeki disana. Bahkan dulu,
tatkala masih kanak kanak, pernah aku memetik rejeki yang tak sedkit, terutama ketika hari-hari besar tiba. hari-hari besar itu, adalah malam jumat kliwon atau malam-malam lain,
dimana peziarah ramai berziarah. Memetik rejeki yang bagaimana? teruatama ketika sorenya hujan, dan malamnya banyak peziarah yang membutuhkan alas koran untuk
berdoa disana, maka jualan koran bekas adalah pilihan jitu, disamping menjual kitab-kitab yasin yang berukuran kecil. Sungguh menyenangkan.

Kembali ke kampungku, ada banyak yang menarik untuk dilihat, bukan dengan mata telanjang, melainkan dengan mata hati, untuk mennelaah makna dibalik makna. Nanti, satu satu akan kuuraikan, dalam tulisan yang lain, agar ini tak terlalu panjang.

Dimasa kecil dulu, kuingat sebagai masa-masa indah yang takkan terlupakan. Bersama kawan sepermainan pergi memancing, memainkan layangan ketika musimnya tiba, berenang bersama di kali jajar -bukan dirawa rawa dengan gaya deepskin :P -,mermain-main dalam hujan,
dan dengan ketapel, menyasar burung-burung yang banyak ada di kebun. Jika, dalam perburuan itu dapat hasil banyak, biasanya ramai-ramai dinikmati bersama dengan meminta salah sorang ibu dari kami untuk memasaknya.
Begitu juga dengan bermain-main di kota, sering kami bersama sama. Mutar-mutar dipasar demak, untuk sekadar melihat tukang obat menawarkan dagangannya dengan atraksi sulap dan ularnya yang besar, atau dengan kenakalan kami, lewat disebuah kios buah sambil menyolongnya sebuah dua buah untuk kemudian dinikmati bersama. Ah, nakal.
Menarik jika dikenang. Di kampungku juga kala itu bisa dihitung dengan jari orang yang memiliki televisi, hingga seringkali, ramai-ramai warga kampung menonton bersama di sebuah rumah
warga yang memilikinya, nimbrung bersama, juga guyon (bercanda) bersama. Begitu juga dengan ibu-ibu dan mbak-mbak yang seringkali menghabiskan waktunya dengan kesibukan bersama, seperti metani (mencari kutu rambut berderet sambung menyambung),
yang kata orang itu tidak produktif, namun mengasyikkan. Suasana yang akrab itu terjalin bersama, terus dan tak disadari ikatan kekeluargaan di kampung itu begitu kuat.

Suasana akrab semakin terlihat bisa salah seoarang warga duwe gawe (punya hajat). Menyunatkan atau kawinan, selalu ramai. Ibu-ibu, dan anak remaja baik yang bisa masak atau tidak, ikut membantu yang punya hajat itu,
rewang istilahnya, yang artinya membantu. Semua bergembira, termasuk kami yang masih kanak-kanak, karena kemungkinan akan banyak hal menarik dalam acara itu, pemutaran video sebagai tanggapan, atau banyaknya jajan yang ada yang boleh kami nikmati. Dan yang pasti, kami makan enak
pada hajatan itu. Para bapak dan lelaki yang sudah dewasa, biasanya bahu membahu merias tempat perhelan gawe itu, dan saling bersenda gurau, penuh keakraban, namun jeleknya, biasanya pada malamnya mereka habiskan dengan keplek (judi kecil2an). Seperti sudah mentradisi, selalu ada keplek ini,
yang berlangsung sampai pagi, dirumah sang empunya hajat. Inikah tradisi abangan? aha, mungkin juga, karena jika para santri yang mengadakan, biasanya diisi dengan ceramah agama.

Tak hanya perkawinan atau hajatan yang di selenggarakan di kampung yang ramai. Yang musti keluar kampung pun juga ramai. Misalnya jika seorang pemuda di kampung kami, mendapat jodoh dari kampung, desa atau kota lain, kami sekampung akan turut menghadirinya. Istilahnya ngetutke penganten, mengiringi penganten.
Dengan ngetutke ini, biasanya kami berombongan satu, dua bahkan tiga bis mini berangkat bersama. Ramai dan menyenangkan, yang biasanya pula kami akan disambut dengan meriah di tempat yang dituju. Tetabuhan, bahkan tarian.

Bukan hanya kebahagiaan yang hadir di tengah kampung kami. Duka pun tak jarang menyelinap tanpa diundang. Banjir, tak sekali dua datang. Ia datang tahunan, seperti rutin dia datang. Bagi kanak-kanak seperti kami, itu berarti kegembiraan, karena kami bisa bermain-main dalam air, bisa gethekan,
bisa jalan-jalan dalam air, tapi tidak bagi orang tua kami yang pasti kesusahan. Harus meninggikan kasur, harus susah mencari bahan makanan, sulit mendapat bahan dapur. Demikian juga pemilik sawah yang rusak tanamannya, yang rugi karena modal sudah tertanam hilang. Itulah warna hidupnya, warna yang kadang terlihat buram.

Namun, seperti jaman yang terus berputar, waktu yang terus bergerak, perubahan perlahan dan pasti terjadi. Satu-satu kami yang kecil itu tumbuh dan besar, bersekolah, dan tumbuh menjadi dewasa. Satu-satu juga meninggalkan kampung, pergi ke kota untuk mencari penghidupan yang lebih baik.
Pernah satu ketika, kampung kami begitu sepi, ketika sebagian besar pemudanya berangkat ke jakarta, karena banyak proyek disana. Lalu, kesunyian datang..begitu terus..dan kampung yang tak ramai itu tinggal kanak-kanak baru, yang mungkin merasakan kegembiraan seperti kami dulu. Lalu, tahun yang akan datang,
akan berganti lagi..yang tua perlahan minggir, terpinggir..yang muda mengambil alih..
begitu seterusnya. Menulis, selesai.


arif, calonarang.

dipersembahkan untuk yang terhormat mr. Pramoedya Ananta Tour,
entah sampai atau tidak kepadanya, yang jelas novelnya,
Cerita dari Blora, kucolong semangatnya. Thanks mr Toer.

Manusia: Dibawah Panji Panji Narasi Cinta



Seorang mantan "lovemate" :D, setelah membaca halam blog ini bertanya, apa definisi Cinta dan sayang menurutku.

Pertanyaan yang sederhana, namun sulit bagiku untuk menjawab. Takut terjebak? Mungkin juga.
Yang jelas pada kesempatan itu aku enggan untuk menjawabnya.
Bagiku cinta dan sayang tak perlu definisi. Ia hidup dan berakar dari ketulusan batin. Itu saja.
Ia juga tak butuh kejujuran atau pengakuan. Yang ia butuhkan hanya ketulusan.
Jika ketulusan perasaan itu telah ada, mau jujur atau ngga, ia akan tetap ada.

Namun acapkali, manusia membingkai berasaan cinta dan sayang itu dibawah berbagai panji-panji narasi yang terkadang terlihat lucu dan dangkal. Tapi gpp, wajar.
Yang penting maknanya.

Berikut, penggalan dari banyak narasi cinta yang bertebaran dimuka bumi ini.


"Say,..percayalah. Hati dan Hidupku, sutuhnya hanya untukmu."

"Gimana Yah,..aku sayang dia..tapi juga sayang ma yang lain. Bagaimana aku harus memilih..??"

"Le, Yang jelas,..Cyberlove gue, bikin gue happy..tapi gue juga mulai takut..."

"Mas,..jika kau minta hatiku...percayalah, kamu telah memiliki sebagian darinya..."

"Kenapa se, Jatuh Cinta kok rasanya bikin gue pening!! Cinta bikin gue repot!"

"Dammit!! Aku ga bisa lupakan Kamu. Kamu dah hadir terlalu jauh..menembus relung hatiku...
dan semua terbuka bersamamu.."

"Kekasih, seperti aku mencintai hidupku dengan kesederhanaan, Aku ingin mencintaimu
dengan sederhana..."

"Sayang....kita nikah yuk..."

"Sayang..sepertinya..aku ga bisa deh ma kamu. Kamu..ngurus diri sendiri aja ga bisa,..gimana
ntar nganter aku kesana kemari..Aku ga bisa deh mencintaimu.."

"Maafkan aku kekasih, bersamaku,..hanya derita yang ada. Carilah dia yang lain,
yang bisa membahagiakanmu..."

"Mas,..jika kamu mencintainya...biarkan dia...bahagia...relakan dia..."

"Ah..cinta hanya menguras isi kantongku!!"


itu sebagian kecil dari sekian banyak yang aku tak tau.
Begitu banyak ungkapan, pertanyaan dan keluh tentang cinta.
Apa se sebenarnya yang dicari dari cinta? knapa pula smua meratap tentang cinta.
Begitu agungkah dia? Bagaimana harus memandangnya? bagaimana terlibat didalamnya?
Bagaimana menikmatinya?


Seorang kawan, kepada teman bertutur, "saya ga bisa jatuh cinta lagi."
Seorang teman kepada sobat berteriak,"Aku ga bisa..diperlakukan kayak gini!!! Cintanya ke gue Gombal!"
Sebagai obyek, subjek begitulah cinta hadir. Dipertanyakan juga dirasakan.

Dari kalam Illahi, kutahu cinta adalah fitrah. Suci dan terlahir untuk setiap insan. Tapi,..manusia yang lengkap itu..
membangun panji panji narasi cintanya sendiri...ah....tak ingin aku menambahnya,......


Dan dari pertanyaan diatas tadi, tak urung memancing hasratku membuka sebuah buku favoriteku, "jamharotul Aulia ", dan didalamnya kutemukan satu
hadist rosul tentang cinta (mahabbah). Begini bunyinya,

"Tiga persoalan yang barang siapa berada diatasnya, niscaya ia akan dapat merasakan manisnya keimanan. Pertama, siapa yang Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai daripada dirinya dan apa yang
selain keduanya. Kedua, siapa yang mencintai seorang hamba, tiada ia mencintainya melainkan untuk Allah. Ketiga, siapa yang benci untuk kembali kepada kekafiran, karena Allah telah menyelamatkan dirinya. Sebagaimana
ia benci kalau akan dicampakkan kedalam api neraka" (JA-390)

lalu beliau berdoa,"Ya Allah, jadikanlah kecintaanku kepada-Mu melebihi dari kecintaan terhadap diriku, pendengaranku, penglihatanku, keluargaku, hartaku dan kesejukan sanubariku". (JA-390)

Cukup jelas rasanya bereferensi pada keduanya. Banyak juga dalil lain yang pantas direnungkan, antara lain Ali Imran 31, Al Maidah 54, Al Ankabut 69 dan Asy Syura 13.
Aku ga buka itu Khahlil Gibran dan tetek bengeknya. Ga suka se. kenapa? banyak temenku jadi korbannya, baru pada baca sehalam dah bergaya kek pujangga..heuhuehuehue menyebalkan.

Sedikit tambahan tentang makna sayang, seorang "lovemate" pernah memberi penjelasan panjang tentang ini. Emailnya aku lampirkan disini, tidak namanya. Ini sudah setahun yang lalu.
Baca ya..

Dear Arif,
selamat tahun baru 02 yaaa... wish you all the best:)

trus, ini jawabannya pop quiz dari eloooooo.....
hmm mungkin ini jawaban gue yg paling nekat..

ref:
pertanyaan: apakah nikah termasuk balasan dari sebentuk kasih sayang?
uu kalo pertanyaannya ternyata salah, berarti gue mungkin harus coba jawab ulang yaaa


Dear Arif,
jawaban singkat; tidak,
jawaban panjang; tidak (juga)

liatnya harus dari eksistensi kasih sayang, gini, menurut gue; klo kasih sayang mo eksis, harusnya ada kebutuhan akan komitmen yg mendahului keberadaan kasih sayang tsb. dan nikah termasuk sebentuk komitmen. jadi nikah bukan balasan dari kasih sayang, tapi penyebab.

mungkin bentuk logic-nya (rule): if "nikah" then "kasih sayang"... :)
ini berarti nikah menjamin kasih sayang.. gak mungkin sebaliknya (gak mungkin logicnya if kasih sayang then nikah, karena kasih sayang belom tentu menyebabkan nikah:) ..)

apa yg gue maksud dengan kebutuhan akan komitmen?
gini, misalnya rule if "lahirnya anak" then "kasih sayang ibu"
artinya, lahirnya anak merujuk pada suatu kebutuhan berkomitmen si ibu kepada anaknya.. perwujudan dari kebutuhan untuk menjawab komitmen itu adalah si ibu merawat dan membesarkan anaknya..
atau, aaa ini mungkin aneh... tapi gue tulis juga (udah gue edit brapa kali yaaa :P ) gini, if "penciptaan alam semesta" then "kasih sayang Tuhan" ... penciptaan merujuk pada komitmen Tuhan ke ciptaannya... uuuu gue gak berani bilang klo ini bener... tapi gue liat dan yg gue ngerti dari menghayati arti ayat2 Quran, bahwa bentuk komitmen itu jelas sekali, yaitu Tuhan selalu memberikan "penunjuk jalan" setiap kali ciptaannya, manusia membawa dirinya dan alam ke kondisi self destruction.... sang nabi atau penunjuk jalan ini adalah perwujudan dari kebutuhan untuk menjawab/membalas (apa ya tepatnya) komitmen Sang Pencipta thd ciptaannya....

gue lebih cenderung u/percaya, if "nikah" then "sex"... ;)lebih berlaku untuk umum.. byk orang mungkin gak akan ngerti kalo sebenernya rule yg satu lagi lebih penting.... :) dan perwujudan jawaban atas komitmen yg namanya nikah harusnya lebih kuat abstraksinya u/rule yg penting itu..

jadi ada 2 rules: nikah menyebabkan terjaminnya kasih sayang (antara f & m) dan nikah menyebabkan sex (antara f & m)

trus konteks pertanyaannya kan, apakah nikah bentuk balasan dari kasih sayang... dan dengan ref di atas, jawabannya adalah tidak :) karena nikah adalah sebab dari kasih sayang dan sebab dari sex (antara f & m).

lalu apa dong yg gue maksud dengan mencari seseorang yg sayang ke gue seperti sayang tanpa perlu balasan apa2?
liatnya musti gini: pernyataan gue merujuk pada kondisi gue yg belom membutuhkan komitmen... paling ngga, gue ngerasa, gue masih terlalu muda untuk berkomitmen untuk urusan kasih sayang antara f & m.... jadi arif pasti nanya: ngapain dunk *****y pacaran ama ****, ataupun ama Arif?
aha, jawabannya karena gue pengen kenal diri gue sendiri dan kenal co dan tau gimana siiiii yg namanya punya hub antara f & m itu...

mmmm klo udah dateng saatnya gue liat seseorang sayang ke gue seperti tanpa perlu balasan apa2 itu artinya..... udah ada rasa butuh berkomitmen, alias semuanya pasti diusahain dan semua usaha itu jadinya seperti kita gak butuh untuk dibalas... seseorang yg kayak gini, pastinya liat juga sesuatu di dalam diri gue hal yg sama... dan dia juga ngerti klo gue mau mengusahakan untuk dia apapun tanpa memikirkan balasan dari apa2 yg udah gue lakukan....

dalam arti, pada saat itu mungkin gue udah mengerti apa itu "menikah" dan MAMPU dan MAU mengusahakan agar komitmen yg namanya nikah itu bisa terbalas kebutuhannya.... sekarang ini, gue belom mampu dan rasanya belom mau juga :)

dan juga lagi, karena berkomitmen selalu merujuk kepada kemampuan bertanggung-jawab, maka ..mungkin, sampai satu saatnya gue berpikir tentang menikah, cenderung lebih kuat karena gue sudah punya basis diri yg kuat u/bertanggung jawab atas akibat dari perasaan2 gue... keinginan2 diri dan cita2.. dan tentunya nafsu... ya ngga?

gimana?
luvya,
;) Sebuah Nama

Done!
Welcome buat Mbak Adee. Bedua sama si Mas ya? Hehehe.. duh tulisannya. Uh serasa gimana gw. Oya Si Mas ma kluarganya jadi ke Bali?
Manusia bahagia bila ia bisa membuka mata.
Untuk menyadari bahwa ia memiliki banyak hal yang
berarti.
Manusia bisa bahagia bila ia mau membuka mata hati.
Untuk menyadari, betapa ia dicintai.
Manusia bisa bahagia, bila ia mau membuka diri.
Agar orang lain bisa mencintainya dengan tulus.

Manusia tidak bahagia karena tidak mau membuka hati,
berusaha meraih yang
tidak dapat diraih, memaksa untuk mendapatkan segala
yang diinginkan,
tidak mau menerima dan mensyukuri yang ada.

Manusia buta, karena egois dan hanya memikirkan diri,
tidak sadar bahwa ia begitu dicintai,
tidak sadar bahwa saat ini, apa yang ada adalah baik,
selalu berusaha meraih lebih, dan tidak mau sadar
karena serakah.

Ada teman yang begitu mencintai, namun tidak
diindahkan,
karena memilih, menilai dan menghakimi sendiri.
Memilih teman dan mencari-cari, padahal di depan mata
ada teman yang sejati.
Telah memiliki segala yang terbaik, namun serakah,
ingin dirinya yang paling diperhatikan, paling
disayang,
selalu menjadi pusat perhatian, selalu dinomorsatukan.

Padahal, semua manusia memiliki peranan, hebat dan no.
satu dalam
satuhal, namun belum tentu dalam hal lain, dicintai
oleh satu orang
belum tentu oleh orang lain.

Kebahagiaan bersumber dari dalam diri sendiri, jikalau
berharap dari
orang lain, siaplah ditinggalkan, siaplah dikhianati.
Kita akan bahagia bila bisa menerima diri apa adanya,
mencintai dan menghargai diri sendiri, mau mencintai
orang lain,
dan mau menerima orang lain.

Percayalah kepada Tuhan, dan bersyukurlah kepadaNya,
bahwa kita selalu diberikan yang terbaik sesuai usaha
kita,
tak perlu berkeras hati,
Ia akan memberi kita di saat yang tepat apa yang kita
butuhkan,
meskipun bukan hari ini, masih ada esok hari.

Berusaha dan bahagialah karena kita dicintai begitu
banyak orang.
________________________________________________


Tangga kehidupan penuh dengan serpihan kayu,
tetapi anda tidak pernah menyadarinya
sebelum anda terpeleset ke bawah
Duri (Anonim)

Sandra masuk ke dalam toko bunga dengan langkah berat. Ia sedang
mengalami hal berat dalam kehidupannya. Ketika ia sedang hamil empat
bulan pada kehamilannya yang kedua, sebuah kecelakaan mobil merengut
nyawa janinnya.

Pada minggu "Thanksgiving" ini, ia mungkin akan melahirkan seorang
putra jika kecelakaan itu tidak terjadi. Ia sangat sedih, benar-benar
terpukul atas kejadian itu. Tetapi sepertinya, kejadian itu belum
cukup, perusahaan di mana tempat suaminya bekerja, menugaskan
suaminya untuk bekerja di bagian cabang. Kemudian, adik perempuannya,
yang ketika masa liburan tiba selalu mengunjunginya, menghubunginya
karena ia tidak dapat berkunjung pada liburan kali ini.

Kemudian teman Sandra menasehati Sandra dengan mengatakan bahwa
segala kedukaan yang ia alami adalah jalan Tuhan untuk
mendewasakannya sehingga ia dapat bersikap lebih tenggang rasa
terhadap penderitaan orang lain. "Ia tidak tahu apa yang aku
rasakan," pikir Sandra dengan lirih.

Thanksgiving? Berterima kasih untuk apa? pikirnya. Untuk supir truk
yang ceroboh, yang menyerempet mobilnya dengan sangat keras? Untuk
kantong udara penyelamat mobil yang menyelamatkan hidupnya, tetapi
mengambil hidup bayinya?

"Selamat siang, bisa saya bantu?" secara tiba-tiba ia berhenti dari
lamunannya.

"Aku... aku membutuhkan persiapan untuk thanksgiving," jawab Sandra
dengan gagap.

"Untuk Thanksgiving? Apakah kamu ingin suatu hal yang indah, tetapi
sederhana, ataukah kamu ingin menghadirkan situasi yang berbeda
seperti pilihan pelanggan di sini, yang kusebut sebagai 'Thanksgiving
istimewa?' tanya penjaga toko. "Aku yakin bunga-bunga itu
menceritakan sesuatu dalam kehidupanmu," lanjutnya. "Apakah kamu
mencari sesuatu yang bisa menyampaikan rasa terima kasihmu pada hari
Thanksgiving ini?"

"Tidak juga!" celetuk Sandra. "Dalam lima bulan terakhir ini,
semuanya yang bisa menjadi buruk benar-benar menjadi buruk."

Sandra menyesali ucapannya tadi, dan sangat terkejut ketika penjaga
toko itu berkata, "Aku telah mempersiapkan sesuatu untukmu di hari
Thanksgiving ini."

Pada saat itu, bel pintu toko berbunyi, dan penjaga toko menyalami
seorang pelanggan yang baru saja masuk. "Hai, Barbara... tunggu
sebentar yah, aku ambilkan pesananmu." Penjaga toko itu masuk ke
dalam, menuju ruang kerjanya, kemudian muncul kembali sambil membawa
berbagai macam persiapan untuk Thanksgiving, seperti tanaman hijau,
pita-pita, dan tangkai bunga mawar duri yang panjang. Anehnya, hanya
tangkainya saja, tidak ada bunganya.

"Mau dimasukkan ke dalam kotak?" tanya penjaga toko.

Sandra mengamati reaksi pelanggan itu. Apakah ini hanya lelucon?
Siapa yang mau tangkai mawar tanpa bunganya! Ia menunggu seseorang
tertawa, tetapi wanita itu tidak tertawa.

"Iya, Tolong yah," jawab Barbara dengan tersenyum.

"Aku kira setelah tiga tahun mengalami Thanksgiving yang istimewa,
aku tidak akan tersentuh dengan nilai dari Thanksgiving ini, tetapi
aku bisa merasakannya di sini," ia berkata sambil menyentuh dadanya.
Dan ia pergi dengan pesanannya.

"Uh," gumam Sandra, "wanita itu telah pergi dengan, uh... ia telah
pergi tanpa bunga!"

"Baiklah," kata penjaga toko, "Aku akan memotong bunga itu. Itulah
Thanksgiving istimewa. Aku menyebutnya sebagai 'Karangan Bunga
Berduri Thanksgiving'."

"Ayolah, kau tidak bisa menyebutkan siapa yang bersedia membayar
untuk tangkai bunga seperti itu!" seru Sandra.

"Barbara datang ke toko ini tiga tahun yang lalu dengan perasaan sama
seperti yang kau alami sekarang ini," si penjaga toko
menjelaskan. "Ia berpikir tidak perlu banyak berterima kasih kepada
Tuhan. Ia telah kehilangan ayahnya karena penyakit kanker, bisnis
keluarganya juga sedang buruk, putranya terlibat dalam masalah obat-
obatan, dan ia tengah menghadapi operasi pembedahan yang sangat
serius."

"Pada tahun yang sama, aku kehilangan suamiku," lanjut si penjaga
toko, "dan untuk pertama kalinya dalam kehidupanku, aku menghabiskan
liburan sendirian. Aku tidak memiliki anak, suami, kerabat dekat, dan
memiliki banyak utang."

"Jadi apa yang kau lakukan?" tanya Sandra.

"Aku belajar untuk berterima kasih atas segala penderitaanku," jawab
penjaga toko itu dengan pelan. "Dulu aku selalu bersyukur kepada
Tuhan atas segala hal yang baik dalam kehidupanku dan tidak pernah
mempertanyakan mengapa hal yang terbaik terjadi kepadaku. Tetapi,
ketika hal yang buruk menimpaku, aku mempertanyakan berbagai
pertanyaan kepada Tuhan, aku menyalahkan Tuhan, aku marah kepada
Tuhan! Aku membutuhkan waktu lama untuk mengerti dan mempelajari
bahwa saat-saat sulit dan menderita sangatlah penting. Saat kita
menderita itulah, kita memperoleh kekuatan. Aku selalu terlena
dengan 'bunga' kehidupanku, tetapi ternyata duri kehidupankulah yang
memperlihatkan kepadaku keindahan dari kerahiman Tuhan. Kau tahu,
dalam alkitab tertulis bahwa Tuhan selalu menghibur kita ketika kita
menderita, Tuhan memberikan kepada kita kekuatan, dan dari
penghiburanNya lah kita belajar untuk menghibur orang lain."

Sandra mulai berpikir tentang perkataan temannya yang mencoba untuk
memberitahukan kepadanya. "Aku rasa yang benar adalah aku tidak perlu
dihibur. Aku telah kehilangan bayiku dan aku marah terhadap Tuhan."

Pada saat itu juga seseorang masuk ke dalam toko. "Hey, Phil!" teriak
penjaga toko kepada seorang pria botak bertubuh gemuk.

"Istriku memintaku untuk mengambil pesanan Thanksgiving istimewa...
dua belas tangkai duri!" canda Phil ketika si penjaga toko
menyerahkan sebuah bungkusan persiapan Thanksgiving.

"Semuanya itu adalah untuk istrimu?" tanya Sandra ragu. "Apakah kau
keberatan jika aku bertanya mengapa ia menginginkan sesuatu seperti
itu pada hari Thanksgiving?"

"Tidak... bahkan aku sangat senang kau bertanya," jawab Phil. "Empat
tahun lalu, aku dan istriku hampir bercerai. Setelah empat puluh
tahun, kami berada dalam keadaan yang kacau, tetapi dengan kasih
Tuhan dan bimbinganNya, kami berhasil mengatasi masalah demi masalah.
Tuhan telah menyelamatkan pernikahan kami. Jenny di sinilah (sang
penjaga toko) yang mengatakan kepadaku bahwa ia menyimpan vas bunga
yang berisikan tangkai bunga mawar untuk mengingatkan kepadanya apa
yang ia pelajari dari saat-saat 'berduri' dalam kehidupannya, dan itu
sangatlah menjelaskanku. Aku membawa beberapa tangkai bunga mawar ke
rumah. Lalu aku dan istriku memutuskan untuk menamai setiap tangkai
bunga dengan masalah yang kami hadapi, kami berusaha untuk mengerti
maksud dari masalah itu, dan ternyata duri-duri yang kami alami itu
benar-benar memberikan kekuatan kepada kami, kami berterima kasih
kepada Tuhan atas pelajaran dari masalah itu."

Setelah Phil membayar penjaga toko itu, ia berkata kepada
Sandra, "Aku sangat menyarankan agar kau mengambil yang 'istimewa'"

"Aku tidak mengetahui apakah aku bisa bersyukur atas duri
kehidupanku," kata Sandra. "Semua duri itu masih sangatlah.... baru."

"Baiklah," jawab penjaga toko itu dengan hati-hati, "pengalamanku
telah menunjukkan kepadaku bahwa duri dalam kehidupan kita telah
membuat bunga-bunga kehidupan kita lebih berharga. Kita menyimpan
anugerah Tuhan lebih baik selama kita berada dalam masalah
dibandingkan dengan saat-saat lain. Ingat, karena mahkota duri yang
Yesus kenakanlah sehingga kita dapat mengalami kasihNya. Jangan
menyesali duri-duri kehidupanmu. Duri-duri kehidupanmu itulah yang
membentukmu dan memberimu kekuatan."

Air mata mengalir deras di pipi Sandra. Untuk pertama kalinya sejak
kecelakaan itu, ia menghilangkan duka dan penyesalannya. "Aku akan
mengambil dua belas tangkai bunga berduri, tolong yah...." ia berkata
sambil terisak-isak.

"Baiklah, aku akan menyiapkan mereka dalam beberapa menit," jawab
penjaga toko itu dengan ramah.

"Terima kasih. Berapa semua biayanya?"

"Tidak ada. Tidak ada, yang ada hanya suatu janji bahwa kau akan
mengijinkan Tuhan untuk menyembuhkan hatimu. Biarkan aku membelikanmu
barang persiapan untuk Thanksgiving tahun pertamamu." penjaga toko
itu tersenyum dan menyerahkan sebuah kartu kepada Sandra. "Aku
selipkan kartu ini dalam barang-barang persiapan Thanksgiving, tetapi
mungkin kau ingin membacanya terlebih dahulu."

Di dalam kartu itu tertulis : "Tuhanku, aku belum pernah bersyukur
kepadaMu untuk semua duriku. Aku berterima kasih kepadaMu atas segala
bunga kehidupan yang kuterima, tetapi belum pernah sekalipun aku
berterima kasih untuk penderitaanku. Ajarilah aku untuk menanggung
beban salibku dengan tabah, ajarilah aku untuk menghargai nilai yang
terkandung dari setiap penderitaan atau duri yang kuhadapi.
Tunjukkanlah kepadaku, bahwa lewat jalan yang sulit, menderita, dan
jalan yang penuh dengan kerikil, setiap hari aku semakin bertambah
dekat denganMu. Tunjukkanlah kepadaku, ya Tuhan, lewat air mataku,
warna pelangiMu yang sangat indah."

Pujilah nama-Nya untuk segala bunga kehidupanmu, berterima kasihlah
kepadaNya untuk semua duri yang kau peroleh!(AS)
Ternyata hidup itu seperti minum kopi, kenikmatannya hanya sesaat. Dan aku juga menyadari kenapa roda kehidupan begitu cepat berputar hingga tak terasa sudah usia bertambah tua. Kapan kita akan menyadari bahwa kehidupan di dunia itu semu? Banyak masalah2 yang bermunculan tanpa ada penyelesaian yang jelas dan berarti, apakah sedemikin bobroknya mental2 orang pada era sekarang?
Terima kasih Mas Arif atas undangannya untuk bergabung ke dalam ajang ngobrol dan aktualisasi ini.
Keep in Touch dan selamat berlebaran.

Sunday, December 08, 2002

Ow. Welcome Vi. Yang lain kapan nyusul?
*SESEPI LEBARAN*

Lebaran kian menjelma
beberapa detik lagi,takbir akan
bergema
mengisi ruang kosong dan hampa
kisah seorang ibu yg masih
menggendong
bayi merah yg dahaga

Beralunan naluri yg tak sejahtera
si ibu asyik menjengah-jengah dari
jendela
merindukan bayangan suami yg
tercinta
agar hadir dikala hening subuh,
semoga tampil bersama suasana ceria,
jernihnya air mengalir dari kelopak
mata
dingin leraian itu tertumbuh kegusaran
yg melanda-landa dibalik tabir
derita
bayi berlarutan menangis menduga
erti
namun,ayah masih tiada disisi

Lebaran semakin hampir,
gema takbir berulang ucap
si ibu masih menahan sebak di hati
pemergian suami sejak kemarin lagi
entah pulang,entah kembali

Si ibu mendekap kehangatan kasihnya
pelukan kini meredakan tangisannya
mahligai umpama taman yg hambar
derita mengiringi perjalanan hidupnya
si isteri berterusan mengintip dari daun
jendela
sesepi lebaran ini,sisuami masih
hanyut dlm arus dosa
menyingkirkan mahligai,isteri dan bayi

Kesepian lebaran muncul entah berapa
kali
anak kecil kini bersama ibunya
menjengah lagi
menantikan kehadiran ayah
entah pulang,entah kembali
terlalu sepi lebaran ini...
Hmm..makasih yah Arif udah add Lint di sini..
Ini ada sajak..Lint baca di koran di Sgp..penulisnya Muhammad Salihin,
waktu Lint baca sajaknya,,
Lint merasa terharu kerana
Lint pernah mengalami situasi yg sama yg digambarkan di sajak ini.
Begini sajaknya..

Friday, December 06, 2002

Senandungmu



eh, tau lagu ini ngak :
....aku ingin ikuti kata jiwa hati remaja
aku sedang rindu pada malamku bersamamu
kadang ku mengerang
norma2 hilang yang ada hanya rindu....
aku tak bisa jelaskan mengapa bisa begini..
akuu slalu terdengar suara-suara yang mendayu..
rangkaikan hatiku..bersama mu
di malam ini..kuingin :
aku hanya ingin mencintai
aku hanya ingin dicintai..
walau pun banyak yang menentangku
ku hanya ingin...
bahagia
........
(ingin mencintai dan dicintai.melly.aadc.track7)

.tuu lagu wajib ku..kalo lagi chat ma kamu :p~..cocok ma suasana hati..hiks..

kamu tau ngak sajak nya sapardi joko ?
sajak yg selalu bikin hati saya bergetar..
..kalo ngak salah pernah dinyanyiin juga...

aaakuu ingin mencintai mu
dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat
diucapkan kayu
kepada api yang
menjadikannya abuu

aku ingin mencintaimu
dengan sederhana
dengan isyarat
yang tak sempat diucapkan ...
.....

ah..
Apa yang aku gak tau? ha? kamu tau, aku tau semuanya. Aku rasakan smuanya.
dan tau kah kamu? semua perasaaan itu teramat dalam untuk diukur dengan kata-kata.
sungguh aku tak bisa mencari kata-kata untuk itu.

kamu tau? sore ini aku dalam keheningan.
aku mebutuhkannya untuk bertutur dan melemparkan sampah nurani yang membusuk,
amarah yang terpasung dan borok yang tak kunjung kering.

dimana kamu kini?
ah..
senandungmu..
iramamu..
ternginang di telingaku..
kemana penjaga kita ketika hati risau dan sulit menyatu.
senandungmu..masihkan kau senandungkan?

kemaren aku terdiam, hari ini aku terdiam.
aku begitu akrab dengan keheningan. mencari hadirmu yang entah dimana.
bersenandunglah untukku.

cinta kita tu keik apa? itu tanyamu dulu..
ga tau ya,.. itu kataku.
aku ngga mampu memberi arti.
dan kurasa ia tak butuh itu kan?
dan juga..
ia tak bertanya kenapa?
kenapa ada perasaan cinta ..

aku menunduk..
tetes tetes air mata ini sedikit mengering.
di iringi dul sumbang, yang nyanyi lagu kerisauaan...
tapi ia cinta nya terbagi..
tidak cintaku..
yang aku tau..
ada senandung dalam cinta ..
ada keriangan dalam hati..

dan smua kini telah mati..
oh.,.maaf..
tidak mati..
membeku...

untuk satu saat nanti kita cairkan..
dan reguk bersama...
aku tau..
hanya kamu yang mengerti..
bagaimana mencintai dan dicintai..
bagaimana kerinduan di lahirkan dan hembusan nafas yang menghidupi smuanya..
ahh..
air mataku netes lagi...
aku ingin menangis..
aku butuh kamu..
tau ga..
aku bisa nangis hanya ketika bersamamu..ditelepon sore itu..tatkala kau kabarkan dirimu..

dan kini aku menangis..
aku tersedu..
kamu disana juga kan..?
menangislah..
aku pun gitu
ku kunci smuanya..
kukunci smua pintu..
agar tak satu pun ia menyelinap..
pintu kamar..
pintu hatiii...
aku merindukanmu..
kau tau itu kannn

dimanakah senandungmuu.,...?
masihkah kamu bersenandung..?
bersenandunglah untukku...

aku hanya ingin mencintai..
aku hanya ingin dicintai...
hanya denganmu...
hanya bersamamu...

tak ada yang dapat menjaga ketika cinta kita di renggut...
tapi..
hanya kita yang apat menjaga keutuhannya...

aku hanya ingin mencintai..
aku hanya ingin dicintai..
begitu senandungmu...
begitu juga senandungku...