Bukan Dongeng Terindah Tentang Cinta
Hamparan sawah dengan padi yang mulai menguning mengelilingi bangunan yang masih tampak baru itu. Beberapa petani tampak duduk dipematang, berbincang antar sesamanya dan beberapa orang anak kecil saling bekejaran, entahn sedang bermain apa. Bangunan itu bunkanlah satu-satunya bangunan yang ada disekitar pesawahan itu, ada sederet bangunan yang tampak sama. Bangunan baru itu adalah sebuah rumah kost yang pada akhirnya kutemukan alamatnya. Yah, tanpa perlu mendekat, aku dapat memastikan bahwa itulah tempatnya, karena persis seperti yang tadi di gambarkan ketika aku mencari di kostnya sebelum. Begitulah aku mencarinya, berbekal catatan lama yang pernah ia berikan, aku menelusuri satu-satu. Seminggu di pulau dewata ini, baru kemarin aku mantap melangkahkan kaki menelusuri jejaknya. Sebelumnya, lebih banyak terdiam di kamar hotel dan sesekali melangkahkan kaki keluar kamar, hanya untuk sekadar menghilangkan rasa curiga pegawai hotel karena aku terus mendekam dalam kamar.
Seminggu lalu, hari sabtu yang panas di bandara Adi Sucipto Jogjakarta, sempat kegalauan bertahta dihatiku namun segera kupastikan langkahku ketika Mbak Arma, kakak angkatku bertanya, "Shelma, kamu mantap dengan keputusanmu ini? Kamu siap menemui dia?"
Suaranya datar tanpa ada nada penekanan, hanya sorot matanya memaksaku untuk menundukkan kepala dan menjawabnya dengan anggukan. Tanpa kusadari,
air mataku menetes dan Mbak Arma sudah memelukku dengan erat, "Shelma, kalau memang keputusanmu sudah mantap, berangkatlah. Apapun yang akan terjadi disana, Mbak yakin kamu bisa hadapi. Pengorbanan kalian sudah cukup besar untuk disia-siakan."
"Iya Mbak," jawabku sesegukan, sebelum akhirnya Mbak Arma melepaskan pelukan dan melepasku pergi, meninggalkannya yang menatapku penuh keharuan.
Itu bukan kali pertama Mbak Arma melepasku pergi dengan tujuan yang sama. Bulan Puasa satu setengah tahun yang lalu, tahun 2002, Aku telah berpamitan dengannya ditempat yang sama karena hanya Mbak Arma yang mengetahui keberangkatanku. Namun ketika itu, tak ada kekuatan yang mampu menguatkan hatiku untuk menghadapinya. Bahkan untuk menatapnya takkala ia menjemputku di bandara Ngurah Rai, aku hanya berani menatapnya dari kejauhan, seorang lelaki yang telah menawan hatiku, dan membuatku tak mampu berpaling darinya. Seorang lelaki kurus dan cukup tinggi dengan rambut yang awut-awutan berbaju kemeja kotak-kotak. Persis seperti yang ia sampaikan ketika pagi sebelumnya aku sampaikan aku ingin bersamanya di Bali.
Di bandara Ngurah Rai itu, aku hanya menatapnya dari kejauhan. Lama, cukup lama sampai aku lihat ia gelisah dan meninggalkan bandara setelah aku tidak muncul dalam beberapa jam penantiannya. Sungguh aku tidak kuat untuk menjumpainya, dan segera setelah ia pergi, aku pun mencari tikel lain untuk penerbangan selanjutnya, kembali ke Jogja. Mengenalnya, adalah anugerah terindah dalam hidupku dan sekaligus awal cerita pilu dalam hidup kami. Bukan salahnya, melainkan aku yang dengan kebodohanku berkeras mengabaikan semua nasehat agar aku tidak menerima pinangan Aryo, yang bukan duda tak pula beristri namun beranak satu. Entah kabut darimana yang menyelimuti kepalaku ketika itu, hingga mataku, hanya menatap hanya satu sosok Mahadewi, putri si Aryo. Seorang anak kecil, yang ketika aku menatapnya,
yang tampak adalah masa kecilku. Aku ingin menyelamatkannya, aku ingin mendidiknya, itu saja. Aku mengenal Mahadewi ketika beberapa kali Aryo berkunjung ke rumah kami di Jogja sebelumnya, dan terlihat anak ini tak terurus. Selain itu, yang mengkhawatirkan, ia diasuh neneknya yang jauh dari lingkungan yg Islami. Aku khawatir akan masa depan anak ini. Karenanya, tak kuhiraukan peringatan kiri kanan, bahwa aku belum mengenal si Aryo secara mendalam, dan suara tajam Mbak Arma ketika itu, "Jika ada seribu Mahadewi, apakah kamu akan menikahi seribu bapaknya?"
Aku memang bodoh, namun jangan salahkan aku. Tatapan polos Mahadewi sungguh membiusku. Seperti cermin bagiku yang memperlihatkan bagaimana diriku dulu. Siapa Bunda yang melahirkanku, siapa Ayah yang karenanya aku hadir di Bumi ini, aku tak pernah mengenalnya. Hanya satu kotak perhiasan yang mereka tinggalkan untukku. Aku hanya tahu keluarga Arma, yang sejak aku masih dalam bungkusan gurita, yang mengasuhku. Mengenalkan aku pada ajaran Islam dan menjadikanku seperti saat itu, seorang gadis dewasa dan mengerti akan bagaimana hadirku disini. Ayah hanya pernah bercerita, bahwa ayah kandungku adalah seorang dari aceh, dan ibu dari sunda. Karena beberapa masalah yang tak dapat mereka atasi, mereka menitipkanku pada keluarga Arma. Karenanya, bagiku, menerima pinangan itu adalah sebuah pilihan untuk membalas kebaikan keluarga Arma. Tak kuasa aku menolak, ketika Ayah menyampaikan padaku bahwa beliau telah menerima pinangan dari kawan baiknya terhadapku, untuk anaknya: Aryo. Pertimbangan lain, tentu saja Mahadewi, bidadari kecil itu. Dan karena itu pula, aku rela mengorbankan jiwaku, yang saat itu tengah mulai merasakan kedalaman makna cinta bersama seorang lelaki pemilik jiwaku itu. Ale, singkat saja namanya. Ayah, kelak aku memanggilnya setelah ia memanggilku Mam.
Ale, bagiku bukan lelaki biasa. Perkenalan kami yang serba kebetulan dan kemudian dirangkai berbagai kebetulan lain membuat jiwa kami menyatu, menyublim dalam cerita cinta tiada akhir. Never ending lovebird, katanya kelak. Sebuah kebetulan yang mengantarkan perkenalan kami adalah ketika itu di irc, di sebuah channel yang cukup besar di Austnet yang memiliki sebuah website yang luar biasa interaktif. Aku marah besar ketika kutahu fotoku di upload oleh seseorang lain yang aku tak tau siapa dia.
Dugaanku, pastilah salah seorang kawanku yang kepadanya aku pernah kirim satu file fotoku, dan yang membuatku cukup sewot adalah tanpa seijinku, foto itu dipublikasikan. Eh, sebentar. Melalui irc? yeap. Perkenalan kami lewat irc, lewat chatting. Ga jauh beda dengan banyak pasangan lain di era gen-Net ini. Selanjutnya, aku berfikir keras bagaimana menghapus file foto itu. Sempat aku berusaha menguhubungi salah seorang adminnya, namun hanya dijawab dengan cengengesan, sampai satu sore, Ale yang menyapaku. Kalimat sapaannya singkat. "Shelma halaman tujuh?"
Aku cukup terkejut dan bertanya-tanya, namun segera aku tersadar dengan maksudnya halaman tujuh. Bahwa fotoku ada di halaman tujuh gallery members website itu, dan Ale ini adalah salah seorang adminnya. Segera aku manfaatkan situasi ini, untuk memintanya menghapus foto itu, namun ia punya penawaran lain,
"Bagaimana kalau di hidden aja, jadi hanya admin yang bisa lihat?"
Tanpa berfikir panjang, aku segera menyetujui tawarannya, karena bagiku yang terpenting foto itu tak terpublikasikan dan dikomentari macam-macam oleh pengunjung website, karena memang dalam website itu setiap foto yang ada dapat dikomentari, kecuali beberapa foto yang di setting untuk tidak dapat dikomentari. Beberapa saat kemudian, aku periksa kembali website itu, dan fotoku sudah tidak lagi ada disana. Seneng banget rasanya. Setelah mengucapkan terimakasih secukupnya, aku keluar dari irc.
Setelah tau fotoku tak lagi tampak disana dan menyampaikan rasa terimakasihku ke Ale, ada perasaan lega, namun kurasa ada yang kurang. Cukupkah itu hanya dengan ucapan terimakasih? Kurasa tidak, dan ketika aku kembali Online sore harinya, Ale kudapati juga sedang Online. Segera kusapa dia, dan setelah berbasa basi secukupnya,
aku tanyakan padanya apa yang kira-kira bisa kuberikan untuknya sebagai balas budi atas jasa baiknya itu. Dengan nada terkejut dan balik bertanya ia bertanya padaku,
"Lho, itu kan dah kerjaan gua. Dan emangnya, apa menurut kamu semua perbuatan baik harus ada balasannya gitu?"
Aku terhenyak dan sungguh diluar perkiraanku sebelumnya, yang mungkin saja ia mau dikirimi kenang-kenangan dari Jogja, dan setelah memperkuat argumentasi bahwa aku ingin memberi balasan yang pantas, ia menyerah dan mengajukan sebuah permintaan untukku.
"OK dee. Gini aja. Kamu baca dan kasih komentar semua tulisan gue di web. Ok?"
Cukup sederhana permintaannya. Aku hanya diminta membaca, lalu berkomentar atas tulisan-tulisannya. Ngga susah kupikir dan setelah berbasa basi, aku pamit padanya karena harus mempersiapkan pakaian kerja untuk kukenakan keesokan harinya, setelah tentu saja meninggalkan janji akan membaca tulisannya kemudian. Itu adalah kali kedua kami berkomunikasi. Senelumnya, walau sering aku melihat nicknamenya, tak pernah sekalipun aku menyapanya, begitu pula ia, sama sekali tak pernah menyapaku, walau biasanya ketika aku online, selalu saja banyak nama menyerbu masuk untuk menyapaku. Tapi aku cukup tau pula kenapa ia tak pernah menyapaku, karena ia pun terlihat jarang bicara di channel kecuali kepada beberapa orang yang tampaknya sudah begitu dekat dengannya. Dan entah kenapa, sejak saat itu ada naluri untuk menyelidik dengan siapa ia bicara dan yang terpenting bagaimana anak ini? Duh. Terlalu klise memang, ketika perasaan-perasaan aneh muncul hati selalu bertanya-tanya bagaimana, siapa dan mengapa. Wajar dan manusiawi kukira. Dari sedikit tanya sana sini, kemudian kutahu tentang Ale ini, yang sedang dekat dengan seseorang lain, Haniya. Pengetahuanku yang terakhir ini kemudian jadi basi, karena kelak kutahu, hubungan mereka telah lama berakhir. Hanya memang, mereka tetap dekat satu sama lain, walau jarak mereka berbeda delapan jam.
Malam selanjutnya, aku secara khusus online hanya untuk memenuhi janjiku pada Ale. Beberapa jam dalam malam itu, kuhabiskan untuk membaca satu-demi satu artikel yang ditulisnya. Satu yang paling awal kubaca, adalah sebuah artikel yang cukup panjang untuk ukuran web itu, yang ternyata mendapat rating tertinggi dari segi jumlah pembaca dan yang berkomentar. Judulnya singkat, "Fragmen kehidupan si Tole Terboyo: Kenangan diantara manusia manusia". Membaca artikel itu, aku terhenti cukup lama. Ah, ini bukan cerita biasa. "Ini cerita tentang hidupnya,"batinku. Dan lagi, gaya bahasanya mengingatkanku pada seseorang yang pernah aku kenal jauh sebelum ini. Setelah selesai membacanya, aku menulis komentarku. Tak langsung kutulis di website itu, karena dari pengalamanku, terkadang tiba-tiba disconnect dan hilang semua tulisanku, karenanya aku menulisnya di notepad. Ketika komentar ini selesai, kusadari ini terlalu panjang jika di paste kedalam website. Karenanya kuputuskan untuk mengirimkannya lewat email, langsung kepada empunya. Tapi, dimana emailnya? Ah, aku harus mencari tahu, dan segera aku online ke irc, yang lagi-lagi kebetulan menjumpainya. Dengan berseri-seri aku sampaikan padanya, kalau sudah baca namun belum aku kirim komentarnya karena ga tau dimana emailnya.
Segera setelah aku dapatkan emailnya, aku berpamitan kepadanya, karena malam telah semakin larut. Setelah itu, semua komentarku aku kirim ke alamat emailnya itu. Aku masih ingat, bagaimana aku berkomentar dulu.
Begini bunyi komentarku itu:
Hi Ale
hmm..sebelumnya aku mo bilang ttg Ale dulu..
dari tulisan2 kamu nih, tiba2 aku jadi inget dg ssorg waktu kuliah
dulu..waktu kita sama2 jatuh bangun ngelola sebuah bppm kampus
yg ngak jelas kapan terbitnya gara2 masalah klasik..masalah dana
buat naik cetak :p..wktu itu kita harus cari duitsendiri..ngalor-ngidul
cari sponsorship :p...saat itu kebetulan dia jadi pemred and Shelma
jd sekum..tiap hari kita mesti nongkrong di mabes B21 gitu biasa
orang sebut -krn tempatnya di Bulaksumur blok 21- disitu anak2
balairung biasa mangkal..
kadang habis kul, ato bolos kul kalo lg bt..bahkan sering dr rumah
kadang tujuanku cuma ke B21..sekedar ngliat coretan anak2 hari
itu..yah..kita emang punya semacam buku harian..disitu apa aja
boleh ditulis..mau cerita, apa aja deh..soal dosen,soal gebetan..mau
misuh juga boleh..hmm..dari buku yg udah ngak pantes disebut
buku sebenernya -karena udah kumel- aku bisa tau kabar si A si
B..n siap2 kalo ada tanda2 kali2 aja ada yang gebet
Shelma...wakakaka..
Temen aku yg mirip kamu itu..juga ngak pernah absen menulis di
situ....kadang cerita,puisi..ato apalah kadang hanya serangkaian
huruf2 yg ngak bisa diidentifikasi kan bentuknya..
abis baca tulisan Ale itu..ingatanku langsung melayang pada
temenku itu..dan dari situlah aku seolah olah telah mengenal Ale
bertahun2.. ceilee..
hmm back to topic deh..soal Terboyo yak..btw mo nanya
dulu..apakah Tole itu = Ale? huehuehee..canda ah..
apa yah komentar Shelma..sebetulnya aku koment ini jg krn dipaksa
Ale..krn aku utang sesuatu ama dia ^_^ ..ngak deng..mungkin itu
cuma sebuah jalan aja ya..buat mengenal kamu..dan mengenal
Shelma tentu saja :)
hmm Terboyo : Kenangan diantara manusia manusia
kalo dr keseluruhan titik awalnya Ale keknya mo menyampaikan
ama seorang ehm nya ttg apa tuh perubahan..perubahan adl hal yg
biasa..ngak perlu ada yg ditakutkan..dan untuk lebih meyakinkan
ehm nya itu, Ale flashback & mengangkat setting cerita dari
sebuah terminal terboyo -yg notabene kumuh,bau,banyak
preman,copet,org miskin-..mungkin sebuah dunia yg jauh berbeda
dg dunia yg dimiliki oleh ehm nya..but justru Ale berharap dari situ
lah ehmnya plus org2 yg membaca -yg notabene rata2 jg punya
dunia yg asing dg dunia 'terminal terboyo- bisa membuka mata dan
hatinya -contohnya tuh liat komenntar nya si Ammy :p-
iya ngak Ale?? waks..itu strategi bagus..kata dosen filsafat Shelma
dulu, kalo kamu mo pengaruhi pikiran orang..bawa dia ke dlm
suasana yg menarik,yg mungkin asing bagi dia..yg belum pernah dia
alami sebelumnya..gitu..
hehe..sok tau ngak sih gue... tauk deh..terlepas dari 7 an Ale mo
pengaruhi pikiran sapa? wallahu 'alam deh
waktu sampai pada ..."Sebulan setelahnya, si kasir tak lagi
disana...ia merintis tuk bisa melanjutkan
jenjang pendidikannnya,..tuk mencari diri yang lebih mendalam di
situasi yang berbeda..
tak lagi diingatnya si gadis yang mirip yuni shara itu, walo dia
sempat mencari dan
ternyata ia seorang marketing ristra House...pantes aja cantik :)
waks..aku ngak siap kalo ntar ending nya si Tole menjelma mjd
pengusaha kaya..yah bukannya ngak mungkin tapi lebih baik ngak
usah diceritakan sampai ke sana..aku lega ngak ada ending spt
itu..krn kesannya ntar cerita kamu jadi kek dongeng.. :p ato kek
cerita sinetron indonesia yg ceritanya bener2 'mprihatinkan'
semua...ngak usah dibahas yak..krn toh ngak gitu..
hm gitu deh yah..menurut Shelma cerita kamu itu sarat dg pesan
moral..ttg perubahan ..yg dialami oleh setiap orang..sesederhana
apa pun itu..perubahan itu terus berlangsung dan bergulir dari
detik demi detik..krn tidak ada yg abadi selain dari perubahan itu
sendiri...gitu kata orang2 pinter yak..kalo kita ngak
berubah..mending matik aja kali ..
trus kalo menrt aku penokohan tole masih kabur..pdhl dia lah titik
sentral nya kan? mungkin karena pada awalnya terlalu banyak
karakter manusia di sana..ada papi,mami,melati,pak No si yuni
shara..baru ketahuan kalo lakonnya tole saat akhir cerita, yaitu pada
saat toleber kawan dg operator telpon kampus..blablabla (disini
klimaks langsung antiklimaks nih? :) )..hmm tokoh mbak Herny kalo
ngak salah ..
but yg paling aku acungi jempol (kaki :p) kemampuan kamu
mdiskripsikan serentetan karakter satu persatu..waks..soft
banget..ngalir gitu aja ngak terkesan melompat2 &
ngakdipaksakan..bagus tuh..Shelma tau utk bisa nulis runtut kek gitu
butuh jam terbang tinggi..iya Ale? seep deh :)~ eh,..gitu dulu
komentar Shelma
teruslah menulis! (words speak louder than action..kata orang
sehhh) bye..cu
Begitulah komentarku ketika itu. Dan semenjak itu, aku merasa hubungan kami semakin dekat. Ga tau sapa yang memulai, perbincangan semakin dalam tentang masa lalu, masa lalu kami yang bukan kebetulan sesama pegiat pers kampus, dan beberapa kebiasaan dan hobby yang kami sukai. Beberapa kebetulan kembali terjadi,
tentang perasaan diantara kami, sampai kemudian ia menceritakan tentang beberapa rencana yang akan dijalaninya di Bali sana, yakni bersama kawannya menerbitkan sebuah Tabloid. Aku turut senang membacanya, namun terkejut karena tiba-tiba ia menyeretku kedalam perasaannya, memintaku menjadi pendamping hatinya. Walau perasaan sayang itu mulai tumbuh dihatiku, namun sungguh aku tidak siap secepat itu.
Ia suka memulai dengan kalimat yang tak terduga, Malam itu malam panjang bagi kami,
"hey shelma....kok aku jadi mikirin kamu ya..kadang yang kucari namamu.."
"waks..carinya dimana? di terminal terboyo nga ada atuh "
"di channel non.."
"hihi..."
"elo..? kadang nyari gue ga?"
"ini tadi iya. "
"oya..? heran aku juga..knapa juga nyari nyari kamu..kepikiran lagii sampe bongkar bongkar tumpukan majalah buat cek balairung."
"we have smthing in common kali. Balairung itu masa lalu Shelma "
"majalah kampus juga masa lalu gue. But the point is..i thinking bout u shelma dah punya pacar pa blom?"
"pacar?"
"iya.."
"kan udh cerita kmrn kalo Shelma lg solo karir"
"ga minat nyari?"
"ntar dulu ah maseh menata hati nee"
"klo minat bilang yaaaaaaa.. mmm.. ngga tau ne ketemu elo jadi ganjen"
"Ale ngak cari pacar lagi? kan di bali banyak tu ce2 cakep berbagai ras "
"itu dee pengen nyari yang mencari..klo ga sama sama nyari..ga matching kan"
"hmm masa gitu?"
"iya makanya nyari donkk ntar kan sama-sama nyari dee"
"sama2 nyari? ntar rebutan dunk. pake lomba ngak?"
"uhmmm..karena saling nyari yang dicari jenisnya beda..knapa ngga di temuin..."
"ditemuin?, bisa diaturrr hehehe"
"so?"
"apanya...? kok lelet nih"
"aduh susah banget ngomongnya"
"hahaha"
"tau deh ni ghrogi deh.. tumben.."
"kok?"
"ga tau. klo tau aku dah bilang.."
"ayo cerita lah"
"ah pacaran yukkk?"
"waks"
"nah kan klluar juga..ehhehehe"
"emang gbt yg laen pada kemana"
"ga ada. mau mnau ?"
"maksudnya? "
"gimana?"
"emang Ale selalu bgini? kan baru kenal ini. canda ah"
"klo serius?"
"dah brp ce kamu ajak gini, masa baru kenalllllllll, alasannya dunk"
"ga ada alasannya..apa semua perlu alasan?"
"ngak juga. tapi minimal ada faktor pendorongnya lah. kenapa2 nya"
"uhmmmmmm karena aku mau.."
"apa kamu ngak binun tiba2 ada ce ajak kamu pacaran. mau apa?"
"mau ma kamu"
"walah..."
"klo ga bisa ya ga apa apa sante aja.."
"sante aja.?--nanti juga ada ce lain gitu?"
"ga mau maksain diri.. itu intinya klo emang mau ya mau..ga ya gak.."
"apa yg kamu cari dari saya?"
"pengen nyari istri "
"so?"
"klo serius..aku akan berfikir kedepan..jenjang yang lebih jauh...ga sekedar haha hihi"
"kenapa tiba-tiba Shelma?"
"knapa musti tiba tiba saling bicara...? ada banyak yang ga bisa kita jelaskan.."
"ngak harus dijelaskan"
"so????????"
"tapi minimal kamu kasih saya pengertian"
"perlu waktu mikir yaa?"
"kamu kasih tau perasaan kamu lah"
"pengen kenal lebih jauh...dan kepikiran ttg kamu and...kepikiran kamu..and..mikirin kamu"
"apa itu cukup sbg pertimbangan kamu buat jadiin aku pacar kau?
"semua kan berproses..dan ini bisa jadi awal semuanya atau akhir semuanya..."
"jadi biarkan dulu berproses"
"uhmm begitu?"
"biarkan ulat jadi kepompong jadi kupu kupu nantinya. Uh ngak ada hubungannya nih"
"bagaimana klo kepompong itu kita tumbuhkan bersama..dan ...menemaninya tumbuh....dengan kebersamaan? agar ketika kepompong itu retak..."
"ulat jadi kepompong perlu sebuah poon perlu daun"
"dan kupu kupu yang indah itu..bisa terlahr dengan senyum.."
"hehe "
"mau ya..? apa jadiannya di darat?"
"hmm"
"gimana miss Shelma?"
"di darat ato di udara ngak masalah"
"so?"
"yah biarkan dulu ulat memakan daun2 dengan lahap"
"dah kenyang.."
"ha?"
"ya..........?"
"aha.."
"so?"
"jangan sekarang Le"
"knapa..?"
"bagi saya ngak gampang putuskan itu karena saya ngak pernah main2 yg begituan"
"tadi baca ngga..saya pengen serius..dan memikirkan kedepan..ga sekarang aja..sampe jenjang yang...kamu bisa baca sendiri diatas"
"iya saya juga makanya itu..aku ngak mau buru2"
"apa aku kapam kapam nanti kr yk aja ngobrol langsung..?"
"boleh..tapi ini sbnrnya ngak ada kaitannya langsung soal mo ketemu di chat ato kopi darat cuma masalah teknis aja kan "
"agar ada keyakinan...ada perkuatan..ada kekuatan...yang..smuanya bisa disatukan..klo di terima..."
"kalo ada prosentasenya kecil ngak begitu ngaruh"
"aku akan ngurangi ol..pengen kerja serius..sambil beresin TA...and..kontak ma kamu enakan lewat telepon.."
"kok sampe gitu?"
"iya..."
"biar yakin aku serius.."
"jadi tambah binun Shelma nee"
"begini..jika kamu menerima..aku kan mengurangi semua aktifitas yang lain..di web.."
"lah jangan atuh"
"Shelma...kasarnya...aku ngelamar kamu neeeeeee *serius*"
"kenapa bisa begituuu?"
"ga bisa jawab..."
"binun"
"duh..aku juga bingung..kepikiran..memikirkan.,.dan...berperasaaan begini...but.jika memang ini titik balik yang saya cari itu..saya akan serius..gimana non Shelma..? would u be a part of my soul?
"binun Shelma"
"Shelma.."
"tapi"
"tapi apa?"
"saya kayaknya bener2 udah kenal kamu sebelumnya terlepas kamu mirip ato ngak sama temen ku yg aku ceritakan tadi"
"mungkin..saya..masa lalu kamu yang terlewatkan.."
"hehe..maybe "
"ok deh...aku ga mau maksa..klo memang malam ini tidak..lain kali aku tidak akan melontarkan ini..biarkan ia hilang bersama angin..."
"hmm napa?"
"ga tau..perasaanku malam ini waktunya..lain kali...ga bukan kali ini,.."
"hmm..kamu jg lom yakin dg perasaan kamu sendiri"
"bukannya blom yakin..keyakinanku...malam ini ada sesuatu yang menghidupkan sebagian jiwaku yang hilang,,so jika saya yakin..saya jalani.."
"tapi kamu jg harus liat dari sisi saya dong jgn cuma perasan kamu jangan cuma keyakinan kamu
terus terang saya ngak bisa jadi pacar kamu malem ini
kalo itu yg kamu inginkan malem ini dan tidak ada lagi tawaran u malem lain ok deh aku ngak bisa apa"
Sampai disitu, aku bingung dengan situasi yang terjadi. Benar perasaan sayang itu sudah muncul, namun tetap saja semua begitu mengejutkan.
Walau begitu, tak urung keesokannya ketika aku membuka email, kudapati sebuah email darinya.
Ah, paling-paling kalimat perpisahannya dan aku ingin menulis email padanya untuk kali terakhir,
Hi Le...
setelah pembicaraan kita tadi malam..setelah saya
off..memang ada perasaan ngak enak dalam hati
saya..pahit dan sedikit getir..layaknya makan duku dan tak sengaja
mengunyah bijinya.. :(
tadi malam itu..saya betul2 ngak siap menerima
semua yg kamu tawarkan kepada saya..
menjadi bagian dari impian kamu..dan rencana2
kamu..
saya mengerti keinginan kamu..dan apa yg sedang
terjadi saat ini pada diri kamu..
pekerjaan baru kamu, dimana disana ada jiwa dan
masa lalu kamu..
pertemuan kita..dan masa lalu saya sekaligus masa
lalu kamu..
tapi bukan berarti semuanya bisa disatukan dalam
satu malam..pada satu saat yang sama..
tadi malam saya berusaha menjelaskan itu..
tapi saya tidak berhasil..dan kamu katakan tidak
akan ada lagi kesempatan kedua..
Tadi malam hanya ada 'titik balik"....hanya ada
keyakinan kamu..hanya ada kemantapan kamu..
lalu dimana kamu mau meletakkan perasaan
saya?..hidup saya?...ah apakah terlalu berlebihan
kalo saya b'harap kamu mempedulikan hal2 itu..
kalo toh tadi malam saya menerima kamu..berarti
saya tidak adil pada diri saya..
saya paksakan semuanya secara instan..dan itu
bukanlah diri saya...walaupun entah darimana
datangnya bbrp hari ini kamu tiba2 ada di dalam
pikiran saya..ingatan ttg masa lalu saya..
tetapi dengan tidak menerima kamu tadi malam..itu
juga berarti saya mengingkari sekeping hati
saya...dan itu sangat menyakitkan krn saya merasa
akan segera kehilangan kedekatan
denganmu..justru pada saat akan
memulainya..dengan penuh semangat dan
kerinduan..
..dan kamu katakan stlh malam ini..setelah saya tidak
menerima kamu malam ini... jikalau kita masih
berkomunikasi, maka yg ada hanya lah dua orang
yang saling mengetik, tidak ada jiwa dan perasaan
disana? haha..mana bisa saya berada dalam situasi
seperti itu? lebih baik saya tidurr..
tadi pagi..seusai subuh..ngak tau kenapa saya
sebutkan nama kamu dalam doa saya..baru pertama
kali saya lakukan itu.. pembicaraan kita semalam,
kembali terngiang2 di pikiran saya..pada saat saya
memakai blazer, saat saya berdandan dan
berkaca..pada saat saya memulaskan lipstik di bibir
saya tadi pagi..semuanya saya lakukan perlahan
lahan.. tak seperti biasanya..
dan saya mulai berpikir untuk meninggalkan
semuanya..setelah apa yang terjadi..saya akan
tinggalkan kamu, Edu, Pantomim, Swordfish,
Lando_Jr, Dennis19, Mayang_007, baby^angel, tutik,
Marun, Gujet, Ikez,..semuanya...bahkan saya
juga ngak akan peduli lagi pic saya mau di up load
dimana dan oleh siapa..
yang jelas saya berterimakasih pada semuanya..dan
bersyukur...atas warna warna yang selalu ada di hati
saya setiap saya bertemu mereka..setidaknya
selama 3 bulan terakhir ini..
oke deh Ale Sayang, saya baru sekali ini memanggil mu
dengan nama ini,..saya juga minta maaf atas semua
yg pernah saya katakan, yang tak bisa saya
berikan,..dan mungkin atas semua hal yang ada di
hati saya..yang seluruhnya belum sempat saya
ungkapkan..saya minta maaf..
*pamit*
smoga tabloid kamu sukses yak..bulan depan shelma
jg udh mulai kuliah kalo malem :)
saya akan selalu rindu dengan mu, Le :)
bye
Shelma
Kusampaikan rencana kuliah malam, karena memang aku berencana untuk melanjutkan ke S2 MM di UGM. Semuanya baru rencana. Lalu, rasa penasaranku mendorongku membuka email darinya dan aku terkejut ketika membacanya,
shelma,..
aku,..Ale
minta maaf atas apa yang terjadi malam tadi...
saat ini..
ketika email ini kutulis,.
disini sudah menjelang jam 3 pagi...artinya,..
tadi aku sempet pulang,..dan...berfikir,..kembali berfikir...
merenungi apa yang tadi terjadi bersama kamu,..finally,..saya
putuskan pagi ini kembali online tuk menulis email ini
untukmu,..
bagaimana kabar kamu,..?
jam brapa baca ini..? pagi atau sepulang kerja..?
ah aku merasa bersalah atas kejadian itu,..yang jika saja
kamu baca ini seusai kerja,..tentu apa yang tyerjadi malam
tadi mempengaruhi emosi dan psikologismu,..yang mungkin
berakibat menurunnya etos kerjamu,..maafkan aku...
lalu apa ya yang bisa kusampaikan?
tiada lain,..permohonan maafku atas sikap egoisku,..yah,..
kusadari aku egois,..cenderung mau menang sendiri,..
tapi saya akan sellau siap untuk minta maaf dan mengoreksi
diri,..
memang,..
kita kenal belum begitu lama,..
bahkan teramat baru,..kamu tau itu..dan selain aku merasa
sayang ma kamu...setelah sedikit mengenalmu,..
yah kusadari memang sedikit,..tapi seperti juga yang kamu
bilang...ada bagian dari jiwa saya yang kembali setelah
menyimak sedikitnya masa lalu mu...
ada kerinduan dan ada semangat,.
satu hal yang membuat aku berfikir,..begitu banyak kebetulan
yang mengiringi..kita...
persamaan orang pers...yang menjadi masa lalu,..yang menjadi
jiwaku..yah..pers..jurnalistik,.kata temenku, adalah
jiwaku,..sampe berkali kali aku diminta kembali dan aku
kembali...bersamaan ketika mengenalmu...dan tau ga,..
malam tadi...ketika aku pulang ke kost,.
komputerku desktopnya diganti ma temenku,.dengan fotomu...
lengkap sudah rangkaian kebetulan itu....
shelma,..
pada akhirnya,..
aku harus menulis,..
kita memang perlu waktu,.kamu tepatnya,..
kita sudah memiliki hati kita masing masing,...
ada tempat buatku dihatimu,.seperti katamu,.dan pasti ada
kerinduan dan impianku bersamamu,...
yah..kita perlu berproses,..disana kita kan tau,..kan
melihat,..pantaskah kita,.pantaskah aku bersamamu,..seseorang
yang baru kau kenal namanya ..,..
aku sayang kamu,..tanpa kusadari,..aku sayang kamu seperti
air yang mengalir,..datang diam diam dan menempati ruang
ruang kosong di dalam hati,...kuharap saling mengisi...masih
adakah ruang untukku setelah tadi malam...?
aku mulai merindukannmu,..sejak hari hari lalu sebenarnya..
me, Ale
Ah, sebuah pengakuan atau sebuah omong kosong besar? Walau ini di irc, dunia cyber, namun perasaanku sungguh lain.
Aku merasakan kejujuran, ketulusan pada kalimat-kalimatnya.
Beberaa hari setelah itu, enggan rasanya menyentuh lapie kesayanganku, enggan bersentuhan dengan realitas cyber. Tapi entah kenapa, semakin enggan aku
menyentuhnya, semakin kuat perasaan ini muncul, dan kala aku menyentuhnya kembali, membuka emailku, aku mendapati bejibun email dari Ale,
To: Shelma
Subject: Re: sibuk ya?
Date: Thu, 28 Mar 2002 13:21:02 -0500
hey hey..seandainya aku tahu bagaimana bisa menuliskan ini
dengan tetesan darah..ingin kugoreskan sepenggal kata yang
mungkin banyak orang mengatakannya usang, tapi bagiku
nyata....,"rindu"
kenapa dengan darah...
knapa yaa..
karena ia mengalir dalam sukma..tak pernah terasa kecuali
ketika engkau donor darah.,,...tapi ia menghidupimu...
ia menyatu dan ia hidup...
adakah kau rasakan itu?
sayang kamu,
Ale
Dan keesokannya, 29 maret 2002, melalui pergulatan yang tak kalah panjang, secara resmi kami ikrarkan kebersamaan hati. Bahagia sekali kala itu,
kala semua ganjalan dan isi hati mampu kuungkap. Begitu pula ia.
"ini perasaan shelma ya.."
"iya.."
"sebagian dari hati saya bilang ih shelma masa baru kenal? lom ketemu bener? lom tau..blabla and sebagian dari hati saya yang lain bilang hmm..hehe"
"and.."
"binun shelma"
"baca bismillah,.."
"sebagian dari hati saya juga selalu pengen deket sama kamu"
"jadi..?"
"dan yg terakhit itu yg bikin keputusan sekarang. u got what i mean?"
"write it please.."
"u know lah.."
"hari ini...Shelma dan Ale,..adalah satu pasang kekasih..?"
"yup"
"alhamdulillah.."
Kala itu, timestamp di lappie, menunjukkan jam 07:51:44 WIB. Ini sungguh luar biasa, biasanya pedekate ke aku lumayan susah, entah kenapa dengan Ale, total jenderal sempat kali chatting, kami bisa jadian, dan ia menjajikan akan datang ke Jogja awal bulan nanti.
Selanjutnya, aku merasakan sensasi perasaan yang luar biasa indahnya, walau diantara kami belum saling bertemu. Simulakrum cinta? Iya rasanya. Tak ada batas yang jelas, semua kabur antara imajinasi dan realita. Aku menjalani hari-hariku selanjutnya dengan senyum,
bahkan sampai Eva, kawan sekantor, menggodaku karena memperhatikan perubahan dalam diriku,..."waaa...Shelma jatuh cinta yaa....ceria banget..,"begitu komentarnya. Aku hanya tersenyum lebar dan tak mampu berkutik ketika ia menodongku untuk sebuah makan siang.
Keceriaan yang ada pada diri kami, saling kami sampaikan. Rasanya, tiada saat terlewatkan tanpa berfikir tentangnya. Rangkaian email saling berbalas. Semua indah.
jogja..april,8,2002
Le,
jam 12 teng nehh....waktunya makannnnnnnnnnnn..hueheue..aku barusan pesen lotek ma office boy..kamu tau lotek ngak? enak tuu..keik gado2, tapi bumbunya langsung dicampur gituh...uenak dee :p
hey say say
aku barusan baca file logs..isinyaa pembicaraan kita semalem..hueuhuehe lucuu juga dee..shelma baca sambil senyam senyum sendiri..
kok bisa yak..tau2 kita jadian..hehe..padahal ya Le, biasanya aku ma co itu..kenal deket duluu ntar baru jadian..pdkt nya susah loh kalo ma shelma..katanya gituuuu ..
tapi ma kamu? walah gampang banget yak :p ..napa yah..hmm apa karena banyak kebetulan2 yg mengiringi kita? tau dee..wallahu'alam..tapih..itu pengaruh banget loo..& mungkin eh pasti itu ada yg ngatur yak..tapi shelma sampe skrg juga ngak tau penjelasannya gimanaaa...
n krn keterbatasan ilmu kita...
kita cuma bisa bilang..ah kebetulan dee....gitcu say.. miss u
walahhh Shelma jatoh cinta..hueuehuehue..gitu kata si Eva temen shelma se kantor :p~ ..yey biarin dee..
hmm Le..cinta itu apa sehh?
Love is blind? hmm i think love is blend
campur aduk gituh..mungkin seperti gado2 ato seperti lotek? ia mencampur antara realita dengan imaji..batasnya ngak jelas..simulakrum gado2? simulakrum lotek? ah tau deeh,..yg jelas enak untuk dinikmati :)
cinta saya ma kamu..keik apa yak?
hmm mungkin gini versi gombal nya :p
saya (bersama kamu) seolah olah barusan menambatkan sauh pada sebuah dermaga atau pulau... dan mungkin, saat saya berada dalam kebersamaan bersama kamu..
saya kehilangan kebebasan melihat dunia luar..tapi saya menemukan dunia baru yang membuat saya ngak terlalu kecewa karena kebebasan saya melihat dunia luar sudah terampas..
karenaa buat apa kecewa? toh saya mendapatkan semua yang saya inginkan dari dunia baru saya..so? nuthin to loose..
sayyyyy
mari berangkat!!!
angkat dan lepaskan sauh..biarkan berlayar..menikmati desau angin..menikmati samudera ketidakterbatasan..
mari kita limpahkan cinta.. pada setiap perubahan riak dan gelombang arus samudra..
mari meng-ada dalam keberadaan segala yang ada.
Meski mungkin tak ada lagi dermaga yang bisa disinggahi. Meski mungkin kelaparan kita tanpa bekal yang memadai.
Alam akan menyusui kita.
do u believe that??
waaaaaa ampir jam 1 nehh..gtg..makan lotek dolooo..sholat duluuuuu..
*cup* ^_^
Memang benar kata orang, ketika kita saling bercinta, dunia serasa milik berdua yang lain ngontrak. Begitu pula yang kurasakan.
Sebuah pertemuan bukanlah sesuatu yang luar biasa bagi kami. Pemaknaan cinta lebih kami tekankan. Itu bukan berarti tak ada hasrat kami berjumpa,
sangat ngebet malah. Karena kengebetan yang sangat, Ale merencanakan berangkat pada awal april. Hatiku berbunga-bunga. Bayangkan, siapa se yang ga bahagia dan berbunga-buka ketika buah hatinya
datang menyapa kehadapan kita? Namun, ah, ini terlalu klise. Selalu ada kendala dalam sebuah cerita. Secara bersamaan, oleh kantor aku ditugaskan presentasi ke jakarta,
dan Ale pun harus menghadapi ujian dikampusnya. Rencana kami tunda. Jadilah harapan tinggal harapan, pertemuan yang kami impikan, dengan sendirinya harus mengalah demi masa.
Beberapa hari kemudian, aku mendapat kabar gembira, bahwa acara presentasiku ditunda seminggu kedepan. Perasaanku sangat riang, tapi tak lama. Segera kuingat, bahwa Ale masih harus ujian. Ah, sungguh
menyebalkan. Uh beginikah rasanya rindu? Kenapa ia menyiksaku. Selama masa ketidakpastian penantian kapan kami akan bertemu itu,
kami tetap berkomunikasi memperdalam pemaknaan satu-sama lain. Tentang cerita cinta, tentang makna hidup yang tergores, tentang hasrat dan impian. Bahkan ketika itu,
kami punya room tersendiri di austnet, #myshelma. Aha, itulah rumah kami, tempat kami bersama mencurahkan isi hati bercerita tentang mimpi-mimpi. Pernah satu ketika aku bermimpi buruk, yang kemudian kuceritakan padanya.
Aku merasa seolah-olah berada dalam sebuah penjara. Tak seorangpun bisa menyelamatkanku, tak juga Ale. Anehnya, semua tak jelas bagaimana aku bisa berada dalam penjara itu, siapa hakim yang mengadili, siapa pula jaksanya.
Kurasakan kegelisahan dalam diriku, kurasa juga pada Ale. Ia terdiam cukup lama daan aku tau ia sama sekali tidak lagg apalagi DC sampai akhirnya ia berkomentar bahwa itu hanyalah bunga tidur.
"Ga masalah sayang... itu hanya mimpi..." Kalimatnya menenangkanku.
Hari-hari terasa begitu panjang dalam seminggu setelahnya, karena selanjutnya aku harus ke jakarta. Komunikasi kami akan terputus, dan ah..Ale di bali pun tak bisa kemana-mana termasuk ke warnet. Apa pasal? Ketika aku di jakarta,
di Bali bersamaan dengan hari raya nyepi. Komunikasi kami terhenti total. Ale tidak punya HP, telepon kost nya pun tidak diangkat. Katanya, telepon kost ada di rumah ibu kost dan pada hari-hari tertentu mereka jarang dirumah karena banyak acara di Pura.
Ah! Penghalang, penghalang, penghalang. Selalu saja ada penghalang!
Disebuah hotel dijakarta, hatiku risau. Perasaan tidak menentu, seolah olah akan kehilangan sesuatu. Setelah presentasi tadi siang, tiba-tiba ada perasaan
gundah dihatiku. Ada apa ini? Dalam kegelisahan itu, ponselku berdering, kuperhatikan nomor rumah di Jogja. Ketika kuangkat, terdengar suara Ayah diseberang sana yang memintaku segera pulang,..
"Ayah minta shelma segera pulang...tadi keluarga Aryo datang meminta shelma, dan ayah sudah menerimanya...."
Ahhhhhhh! Bagai disambar petir rasanya. Inikah jawaban atas kegelisahanku sepanjang hari ini? Secepat ini kah? Tak habis aku mengerti, inikah takdirku itu? Semua tiba-tiba hadir didepanku,
tentang Ale yang kukenal lewat scan fotonya, si Aryo dan anaknya, Ayah dan keluarga dirumah, Ayah dan Ibu kandungku yang tak pernah kutahu dimana mereka, masih hidup ataukah tiada, semua mengepungku.
Ah! Aku ga tau, bagaimana ceritanya kemudian karena sesaat kemudian, kuambil gunting...dan satu-satu rambut panjangku terpenggal. Hidup ini rangkaian memilih dan dipilih, melihat dan dilihat, aku dalam posisi ini sekarang.
=================
note: cerita ini bersambung....
tambahan: ketika cerita ini selesai nantinya, itu artinya juga adalah saat teakhir gw nulis di net..... hahahhaha
tambahan lagi: cerita ini juga aku posting di forum kafegaul.com
=================